Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Turnamen-turnamen sepak bola Indonesia yang memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk mengasah kemampuan membuat iri Kurniawan Dwi Julianto (39).
Mantan striker dengan 31 gol dari 60 laga timnas ini mengatakan bahwa turnamen sepak bola usia dini ketika dia masih kecil masih minim dan tidak segencar saat ini,.
"Jaman saya kecil dulu, kesempatan untuk bertanding paling hanya di POPSI (Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia). POPSI ini merupakan jalan untuk masuk diklat," kata alumni PSSI Primavera di sela-sela kegiatan MILO Football Championship di Bandung,Minggu (13/32016).
Menurut Kurniawan, seharusnya pemain usia dini saat ini memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dibanding pemain pada era 1990-an dengan semakin banyaknya kesempatan untuk mengasah kemampuan lewat turnamen.
"Sayang, atmosfer luar biasa ini tidak diimbangi oleh metode pelatihan usia dini mumpuni. Banyak pelatih SSB hanya melatih berdasarkan pengalaman. Padahal FIFA sudah memiliki metode yang disebarkan ke setiap federasi, katanya.
Mengingat kondisi yang tak kondusif ini, mantan pemain klub Swiss, FC Luzern, tersebut tergerak untuk berkecimpung dalam pembinaan pesepakbola usia dini.
Hal itu antara lain ia lakukan dengan memberikan pelatihan untuk siswa sekolah dasar dalam kegiatan MILO Football Championship yang digelar di Medan, Makassar, dan Bandung.
[video]https://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4799693231001&preload=none[/video]