Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Scott Redding secara mengejutkan menjadi pebalap tercepat kedua dalam tes di Losail, Doha, Qatar, pekan lalu. Tak kurang mengagetkan, timnya, Octo Pramac Yakhnich, hanya sebuah tim satelit.
Penulis: Christian Gunawan
Kebanyakan tim satelit tak menjajal perangkat lunak kendali elektronis (ECU) baru dari Magneti Marelli karena masalah pasokan dan pilihan lebih terfokus kepada ban anyar dari Michelin pengganti Bridgestone.
Tim-tim satelit itu baru bisa mencoba perangkat lunak elektronis itu saat tes di Sepang pada Februari.
Pramac merupakan kekecualian. Tim satelit Ducati ini meraih keuntungan karena sudah menjajal sistem kendali itu sejak akhir tahun.
Pramac pun mencatat hasil mengesankan dalam tiga tes pramusim.
Pebalap mereka, Redding, cuma kalah cepat dari juara 2015, Jorge Lorenzo, dalam tes di Losail beberapa pekan sebelum pembukaan musim di sirkuit yang sama pada 20 Maret.
Redding berkata bahwa hasil itu merupakan buah dari langkah berani pada tes akhir tahun lalu.
Keputusan memakai peralatan elektronis baru memunculkan harapan untuk jangka panjang.
Pada saat tes pertama itu, Pramac, dengan Desmosedici GP15 dari tahun lalu juga, dianggap membuat langkah mundur.
“Apa gunanya memakai perangkat elektronik yang lama? Kami bisa memulai dengan perangkat yang baru dan mendapatkan datanya. Menyenangkan. Saya tak merasakan masalah apa pun dengan perangkat baru itu,” ucap Redding dikutip Autosport.
Pebalap asal Inggris itu menilai perangkat baru terasa agresif saat motor mencoba menyalip.
Karakter itu mendapat kritik dari banyak pebalap.
“Mereka yang mengeluh itu sangat tergantung kepada perangkat elektronis. Saya tak seperti itu. Jadi, saya diuntungkan kondisi yang dihasilkan perangkat itu. Saya mempunyai banyak kesempatan, tak seperti sebelum-sebelumnya, untuk bersaing,” kata Redding.