Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kegagalan di Turnamen Piala Gubernur Kaltim (PGK) membuat manajemen Semen Padang membuka mata. Semua persoalan teknis dan nonteknis, dievaluasi total.
Selain menelan korban satu pemain asing asal Brasil, Manajemen SP juga memetik pelajaran lain untuk perbaikan tim ke depan.
Seperti dikatakan CEO SP, Daconi, Jumat (11/3/2016) sore di Padang, pihaknya banyak belajar dari semua persoalan yang terjadi dalam klub. Mulai dari Piala Jenderal Sudirman sampai ke PGK, semuanya harus dijadikan nilai positif untuk perbaikan tim ke depan.
Salah satu yang menjadi kajian Daconi adalah masalah nonteknis yang mungkin masih "bermain" dalam wilayah teknis.
"Selama ini sebenarnya juga tak ada campur tangan dalam hal kewenangan pelatih. Namun, apabila masih ada, Insya Allah ke depan tak akan ada lagi. Kami harus profesional," ucap Daconi.
Begitu juga soal rekrutmen pemain, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pelatih. Kalau pelatih sudah merekomendasikan kepada manajemen, baru akan melakukan negosiasi kontrak pemain.
"Jadi, ke depan, apa pun alasan yang berbau teknis, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pelatih," ujar dia.
Hal senada diakui pelatih Nil Maizar. Dari rapat evaluasi lalu, salah satu hal pokok yang menjadi pembicaraan adalah masalah kewenangan, baik manajemen maupun pelatih.
"Ya, kami sepakat untuk lebih profesional lagi. Ini bagus buat tim meski hal demikian juga ancaman bagi tim pelatih. Namun, inilah yang seharusnya," tutur Nil.
Meski tidak terang-terangan, selama ini Nil mengaku masih ada hal-hal teknis yang menjadi kekhawatiran manajemen. Hal ini membuat orang melihatnya sebagai sebuah intervensi nonteknis.
"Namun, selama ini bagi saya tak ada masalah. Saya hanya menilainya dalam bentuk berbagi dan diskusi," kata pelatih asal Payaklumbuh itu.