Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pukulan cukup telak dirasakan kubu ganda putri Indonesia pada All England 2016, 8-13 Maret. Pasangan terbaik Indonesia, Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii, langsung tersingkir pada babak pertama, Rabu (9/3/2016).
Nitya/Greysia tersingkir setelah dikalahkan pasangan Jepang, Naoko Fukuman/Kurumi Yoano, 18-21, 21-23, di Barclaycard Arena, Birmingham.
"Secara teknis saya lihat dari dua turnamen (Jerman Terbuka dan All England), enggak banyak evaluasi ya. Evaluasinya lebih ke non-teknis," kata pelatih nasional ganda putri, Eng Hian.
Pada Jerman Terbuka yang berlangsung sepekan sebelum All England, Nitya/Greysia terhenti pada babak semifinal setelah dikalahkan pasangan Thailand, Putitta Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai, 21-16, 22-24, 19-21.
Menurut pelatih yang akrab disapa Didi tersebut, Nitya/Greysia tidak tampil seperti biasanya. Kedua pemainnya seperti memiliki beban yang akhirnya memunculkan ketegangan.
"Saya lebih evaluasi kepada diri sendiri. Apakah ada komunikasi saya yang salah, apakah ada penyampaian yang salah, atau selama ini ada penjabaran program turnamen dan target yang membuat mereka jadi terbeban," ujar Eng Hian.
Mantan pemain ganda nasional ini juga menjelaskan bahwa perhitungan turnamen yang diikuti Nitya/Greysia tahun ini dimulai pada Jerman Terbuka dan All England.
Eng Hian tidak melakukan evaluasi atas penampilan peraih medali emas Asian Games 2014 tersebut pada Kejuaraan Beregu Asia yang sekaligus jadi kualifikasi Piala Uber, Februari lalu.
"Dari akhir 2015, saya sudah jabarkan bahwa target utama mereka ada di All England, Indonesia Terbuka, dan Olimpiade. Turnamen di antara itu sebagai jembatan saja. Namun, bukan berarti tanpa target," kata Eng Hian.
Mantan pasangan Flandy Limpele di nomor ganda putra ini menegaskan bahwa Nitya/Greysia tidak boleh kalah dari lawan yang secara peringkat atau kualitas jauh di bawah mereka. Nitya/Greysia saat ini berada di peringkat kedua ranking dunia.
"Saya menyadari, dengan perkembangan zaman harus ada perubahan pola komunikasi dalam latihan. Dulu, kalau mau bahagia harus bekerja keras dulu. Sekarang enggak bisa. Saya harus kasih mereka happy dulu baru mereka mau bekerja keras," kata Eng Hian.
Selain Nitya/Greysia, Indonesia mengirimkan dua pasangan ganda putri lainnya yaitu Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari dan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi. Keduanya terhenti pada babak kedua.