Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jadwal 10 pekan terakhir Serie A seperti mendukung misi Milan finis di posisi ketiga klasemen. Akan tetapi, kekalahan 0-2 dari Sassuolo pada pekan ke-28 mengubah total kesan tersebut.
Penulis : Sem Bagaskara
Ahli strategi Milan, Sinisa Mihajlovic, mengatakan skuat asuhannya mengusung misi balas dendam pada paruh kedua musim.
I Rossoneri bertekad membalas kekalahan dari tim yang sempat menaklukkan mereka pada andata (paruh pertama musim).
Misi sejauh ini berjalan dalam koridor yang tepat. Milan mampu mengalahkan Fiorentina (2-0), Inter (3-0), serta Genoa (2-1).
Kekalahan 0-4 dari Napoili gagal dibalas, tetapi skor imbang 1-1 yang didapatkan Milan di San Paolo pada ritorno (paruh kedua musim) dianggap sebagai hasil positif.
Hasil-hasil bagus pada paruh kedua musim membuat optimisme Milan melambung. Mereka kembali yakin bahwa posisi tiga besar, yang berhadiah tiket partisipasi ke Liga Champion, bisa digapai.
Jadwal seolah mendukung Milan. Dalam 10 partai terakhir Serie A, I Rossoneri hanya akan bertemu dua lawan yang punya posisi lebih baik dari mereka, yakni Juventus dan Roma.
Tatkala bersua Roma dan Juventus, Milan berstatus sebagai tuan rumah. Delapan partai lain mempertemukan Milan dengan tim-tim yang berperingkat lebih rendah dari mereka.
Tapi, Milan salah jika berpikir bahwa jalan menuju zona Liga Champions bakal mudah. Kekalahan dari Sassuolo pada pekan ke-28 menegaskan hal itu.
Sebelum bersua Sassuolo, Milan tak terkalahkan dalam Sembilan pertandingan liga secara beruntun. Pada periode tersebut, I Rossoneri juga selalu bisa mencetak gol.
Sebutan provinciale (istilah untuk menjelaskan pendekatan sepak bola ala tim-tim medioker), yang mulai jarang didengar oleh telinga pemain-pemain Milan, kini kembali nyaring bergema seturut performa mengecewakan mereka di babak kedua versus Sassuolo.
Tak Layak
Paruh kedua musim masih jelas menunjukkan kesemenjanaan Milan. I Rossoneri sering mengejutkan lawan yang punya peringkat lebih mapan, tapi malah gagal menang ketika bertemu timtim yang berada di bawah mereka.
Milan ganti menjadi sasaran balas dendam oleh tim-tim yang mereka kalahkan di paruh pertama, seperti Empoli (2-1), Udinese (3-2), dan Sassuolo (2-1).
Pada paruh kedua, I Rossoneri gagal menang saat berjumpa Empoli (2-2), Udinese (1-1), dan Sassuolo (0-2). Ketiga tim tersebut berperingkat lebih rendah dari Milan.
Menilik tren tersebut, I Rossoneri punya tugas berat karena delapan dari 10 pekan tersisa memuat perjumpaan dengan klub-klub di bawah mereka.
Menghadapi tim-tim seperti Chievo, Atalanta, Carpi, atau Frosinone, mustahil bagi Milan melakukan pendekatan "menunggu", yang sukses digunakan ketika mereka membekuk Fiorentina dan Inter di paruh kedua musim.
Permasalahannya, tatkala banyak menguasai bola, Milan malah sering gagal menghadirkan efek kejut. Terlebih jika Giacomo Bonaventura dan Carlos Bacca tak sedang dalam performa terbaik.
"Masih ada 10 partai lagi dan kami akan mencoba untuk menang di laga rumit berikut melawan Chievo," kata Mihajlovic.
Jika angka-angka statistic menjadi acuan, Milan memang tak layak berada di posisi tiga besar. Catatan statistik mereka yang "masuk zona Liga Champions" hanyalah jumlah offside.
Personel I Rossoneri terjebak offside sebanyak 89 kali, alias tertinggi kedua di Italia setelah Chievo (93).