Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Van Gaal: Saya Bukan Tuhan

By Anju Christian Silaban - Minggu, 6 Maret 2016 | 11:45 WIB
Louis van Gaal meladeni pertanyaan wartawan usai laga Piala FA versus Shrewsbury Town di Stadion Greenhous Meadow (22/2/2016). (OLI SCARFF/AFP)

Manajer Manchester United, Louis van Gaal, mengaku tidak bisa meramalkan masa depan para pemain mudanya. Sekalipun, kehadiran sejumlah lulusan akademi telah memberikan hasil positif untuk The Red Devils.

United mencatat dua kemenangan beruntun atas Arsenal, 28 Februari 2016, dan Watford, 2 Maret 2016. Catatan tersebut tidak lepas dari kontribusi lulusan akademi.

Saat mengalahkan Arsenal, United menurunkan Marcus Rashford dan Timothy James Weir, dan Timothy Fosu-Mensah. Termasuk mereka, ada 14 pemain akademi yang mendapatkan kesempatan debut pada rezim Van Gaal.

Mereka pun mulai dibandingkan dengan Class of '92, yang berisikan David Beckham, Ryan Giggs, Paul Scholes, dan Gary Neville. Empat nama terakhir berperan besar dalam kesuksesan United meraih treble pada 1998-1999.

Terkait peluang Rashford dkk mengikuti jejak pendahulu, Van Gaal mengatakan, "Saya bukan Tuhan, jadi tidak bisa memprediksi."

[video]https://video.kompas.com/e/4778682132001_ackom_pballball[/video]

Baca Juga:

Menurut Van Gaal, dua generasi tersebut memiliki perbedaan besar. Class of '92 telah membuktikan kualitas melalui prestasi, sedangkan Rashford dkk baru memasuki fase awal karier.

"Akan tetapi, beberapa dari pemain kami memiliki kualitas. Segalanya bergantung dari diri mereka, bukan manajer. Mereka harus terbuka kepada saya, staf, dan pemain senior yang bisa membimbing," ucap Van Gaal.

Sejauh ini, Rashford menjadi pemain yang paling menonjol dengan catatan empat gol dan satu assist dari tiga pertandingan

Adapun Cameron Borthwick-Jackson menjadi pemain U-21 yang mendapatkan kesempatan paling banyak. Sejak melakoni debut pada 7 November 2015, pemain berusia 19 tahun ini sudah melakoni delapan partai liga.