Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PON DI Yogyakarta dinilai tepat untuk menangani PSS.
”Dia memenuhi persyaratan karena memiliki lisensi B AFC. Meski dari pengelola turnamen tidak mensyaratkan lisensi, tapi kami ingin mendapatkan pelatih dengan lisensi AFC. Kebetulan dia adalah anak Sleman dan pernah bermain untuk PSS,” kata Manajer PSS Sleman Arief Juliwibowo.
Tak hanya itu, Seto Nurdiyantoro nilai memiliki kemampuan memberi motivasi pada pemain muda. Ini ditunjukkan pemain timnas Indonesia di Piala Asia 2004 saat menangani PSIM Yogyakarta.
”Di PSIM, dia selalu berhasil mengangkat moral pemain muda. Ini yang kami harapkan karena PSS akan merekrut banyak pemain muda selain mereka yang merupakan pilar senior. Seto Nurdiyantoro punya kemampuan meramu pemain muda,” lanjutnya
Menurut Arief, PSS Sleman memang bermaterikan banyak pemain muda. Mereka diproyeksikan menjadi tulang punggung tim pada kompetisi musim 2017. Meski demikian, PSS tetap memasang target tinggi.
“Bila kompetisi digulirkan pada 2017, pemain muda kami sudah siap. Namun bukan berarti kami ala kadar ikut ISC. Kami ingin lolos ke final. Bila sampai ke puncak, jam pertandingan pemain muda juga lebih banyak,” tutur Arief.
Sementara itu, Seto Nurdiyantoro mengakui menangani PSS Sleman merupakan tantangan besar. Dia juga memastikan bisa membagi waktu sebagai pelatih tim Pra-PON DI Yogyakarta.
”Bila ikut kualifikasi, tim DI Yogyakarta akan berlaga pada 20-30 Maret 2016. Jadi, saya bisa fokus dulu di tim Pra-PON. Apalagi di PSS, para pemain baru menjalani program latihan fisik. Jadi, saya bakal lebih banyak koordinasi dengan pelatih fisik di pekan-pekan pertama,” kata Seto Nurdiyantoro.
”Harus diakui, tekanan di PSS memang besar. Tapi ini juga tantangan besar. Tapi saya tidak bekerja sendiri. Bila ingin PSS berprestasi, saya berharap semua bekerja bersama,” ujarnya.