Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kiprah anak bangsa, Rio Haryanto, di Formula 1 masih sangat anyar. Tak heran bila pencapaian pertama Rio di atas mobil MRT05 pada tes pramusim di Sirkuit Catalunya, Barcelona, 22-25 Februari, bersama Manor Racing masih terkesan pemula.
Penulis: Dede Isharrudin/Yakub Pryatama
Begitu pula pada tes pramusim kedua di sirkuit yang sama, Selasa (1/3/2016). Rio juga kurang maksimal. Ia gagal mencetak waktu di sesi pagi karena usai melakukan lap pemanasan oli mobilnya bocor.
Pada sesi siang, ia mampu melahap 34 lap dengan mencetak waktu terbaik 1 menit, 27,699 detik.
Catatan waktu itu berselisih 4,677 detik dari catatan tercepat yang dihasilkan Nico Rosberg, 1:23,022, sehingga menempatkan Rio di posisi buncit, 12.
Meski demikian, catatan terbaik Rio itu lebih bagus dari tes pramusim pertama, 1:28,249.
Harus diakui, walau kerap melakukan tes F1, kemahiran Rio membalap di lomba jet darat bergengsi itu masih berada di level GP2.
Hal itu wajar sebab GP2 Series yang diikuti Rio selama empat tahun sejak 2012 hingga tahun lalu berada satu anak tangga di bawah F1.
Dukungan mesin Mecachrome berkonfigurasi V8, berkapasitas silinder 4.000 cc, dan mampu menghasilkan 612 tenaga kuda itu masih sulit menandingi kecepatan mobil F1.
Namun, saat ini ketika mobil-mobil F1 kembali ke teknologi turbo dengan kapasitas silinder 1.600 cc, perbedaan kecepatan dari GP2 semakin menipis.