Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tottenham Vs Arsenal, Petaka di Fase Terakhir

By Sabtu, 5 Maret 2016 | 13:03 WIB
Striker Tottenham Hotspur, Harry Kane, saat tampil melawan West Ham United di stadion Boleyn Ground, London, dalam laga lanjutan Premier League, 2 Maret 2016. (JULIAN FINNEY/GETTY IMAGES)

Arsenal dihantui kegagalan di masa lalu? Faktanya, musim ini The Gunners kembali terpeleset di bagian awal fase sprint terakhir.

Penulis: Riemantono Harsojo

Pada pekan ke-27, Arsenal takluk 2-3 dari Manchester United yang sedang krisis pemain utama sehingga terpaksa menurunkan pemain-pemain belia debutan.

Kekalahan tersebut seakan menjadi sinyal bahwa mimpi buruk dua musim lalu dapat terulang.

Pada musim 2013-2014, saat Arsenal berada di trek perburuan gelar juara Premier League seperti sekarang, tim asuhan Arsene Wenger mencatat hasil tak memuaskan pada fase krusial, yakni antara pekan ke-27 hingga 33.

Dalam tujuh pekan, Arsenal hanya dua kali menang. Selebihnya, tiga kali kalah dan dua kali imbang.


Pemain depan Arsenal, Joel Campbell (kiri) melepaskan tembakan ke gawang Swansea City pada partai Premier League di Stadion Emirates, 2 Maret 2016.(GLYN KIRK/AFP)

Akibatnya, The Gunners turun dari peringkat dua ke lima sebelum akhirnya finis di posisi empat berkat kemenangan beruntun di lima pekan pamungkas.

Pertandingan pekan ke-29 yang juga merupakan derbi London Utara melawan tuan rumah Tottenham Hotspur, Sabtu (5/3/2016) di White Hart Lane, menjadi kesempatan buat Arsenal untuk menghindari terulangnya petaka di bagian awal fase terakhir perburuan mahkota Premier League.

Kalah dari Spurs akan membuat Arsenal semakin tertinggal dari rival London itu dan juga Leicester City.

Potensi Spurs

Tottenham memiliki potensi besar untuk menghadirkan kembali petaka di fase terakhir buat Arsenal. Tim asuhan Mauricio Pochettino ini tampak sudah benar-benar mantap berada di lintasan menuju gelar juara Inggris yang terakhir mereka raih pada tahun 1961.

Spurs memiliki mental yang dibutuhkan di fase terakhir. Kata bek Danny Rose, yang dibutuhkan bukan bagaimana cara bermain, tetapi yang penting adalah meraih tripoin. Faktanya, dari pekan ke-22 hingga 27 Harry Kane cs. selalu menang.

"Kami yakin bahwa kami dapat memenangi setiap partai dan kita akan lihat apa yang terjadi pada akhir musim," ujar Pochettino setelah kemenangan 2-1 atas Swansea pekan lalu, seperti dikutip situs BBC.

Keyakinan besar itu yang membuat Tottenham sering mampu membalikkan keadaan dari posisi tertinggal menjadi unggul dan akhirnya menang.

Sudah 17 poin yang didapat Spurs dari situasi demikian. Catatan tersebut sementara menjadi yang terbaik di antara 20 peserta EPL musim ini.

Rose berkata bahwa Spurs musim ini tidak mudah menyerah. Jadi, Arsenal harus berada dalam performa puncak untuk dapat membawa pulang tiga poin.

[video]https://video.kompas.com/e/4783641094001_ackom_pballball[/video]

PRAKIRAAN FORMASI

TOTTENHAM HOTSPUR (4-2-3-1)

1-Lloris; 3-Rose, 27-Wimmer, 4-Alderweireld, 2-Walker; 20-Alli, 15-Dier; 11-Lamela, 23-Eriksen, 7-Heung, 10-Kane

CADANGAN: 13-Vorm, 6-Bentaleb, 8-Mason, 16-Trippier, 22-Chadli, 25-Onomah, 33-Davies.

Pelatih: Mauricio Pochettino

ARSENAL (4-2-3-1)

33-Cech; 24-Bellerin, 5-Gabriel, 6-Koscielny, 18-Nacho; 34-Coquelin, 16-Ramsey; 23-Welbeck, 11-Oezil, 17-Sanchez; 12-Giroud

CADANGAN: 13-Ospina, 3-Gibbs, 4-Mertesacker, 14-Walcott, 28-Campbell, 35-El Nenny, 45-Iwobi.

Pelatih: Arsene Wenger

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P