Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Misi Khusus Liliyana Natsir pada All England 2016

By Delia Mustikasari - Rabu, 2 Maret 2016 | 18:59 WIB
Pemain ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir (kanan) dan Tontowi Ahmad saat memberikan keterangan jelang All England di pelatnas bulu tangkis, Cipayung, Jakarta, Rabu (2/3/2016). (BADMINTON INDONESIA)

Pemain ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir, ingin mengembalikan rasa percaya diri  ketika turun pada All England yang akan  digelar di Birmingham, 8-13 Maret.

Liliyana bersama pasangannya Tontowi Ahmad sudah lama tak meraih gelar pada kejuaraan bergengsi. Pada turnamen awal tahun di Malaysian Masters, langkah pasangan peringkat ke-2 dunia itu terhenti pada babak pertama.

"Kami harus mengembalikan kepercayaan diri dan harus yakin dengan diri sendiri. Caranya dengan mengingat bahwa kami pernah juara dunia dan tiga kali juara All England," kata Liliyana di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta,  Rabu (2/3/2016).

"Kemarin kami bisa jadi juara, jadi kenapa kami harus hilang pede? Dari hasil evaluasi, kami tidak menemukan masalah kecuali dari faktor non-teknis. Semoga kami bisa bangkit lagi," tutur Liliyana.

Pasangan Tontowi/Liliyana menjuarai All England selama tiga kali berturut-turut, yaitu pada penyelenggaraan 2012-2014. Tahun lalu, mereka harus puas menjadi runner up setelah dikalahkan pasangan asal China, Zhang Nan/Zhao Yunlei.

Pada beberapa turnamen terakhir pasangan peringkat pertama dunia itu kerap menjadi batu sandungan Tontowi/Liliyana untuk meraih gelar.

"Secara teknik, kami tidak kalah. Saat Kejuaraan Dunia (Agustus 2015) jarak skor kami tidak terlalu jauh. Tidak ada keraguan, tetapi ada faktor luck dan kurang tenang saat leading," kata Liliyana.

Perempuan asal Manado itu menyadari hasil turnamen Malaysian Masters kurang baik. Oleh karena itu, dia mengaku sudah membicarakan hal tersebut kepada Tontowi tentang aspek apa yang perlu diperbaiki.

"Apalagi kami sudah hattrick All England dan tahun lalu menjadi runner up," ujar Liliyana.

Selain persiapan teknik dan fisik, pebulutangkis 30 tahun itu juga mewaspadai kondisi cuaca.