Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ada kesamaan antara lini depan Manchester City dan Liverpool. Finalis Piala Liga Inggris ini sama-sama memiliki striker tajam yang kerap dilanda cedera.
Mereka adalah Sergio Aguero dan Daniel Sturridge. Mereka memiliki cedera identik, yaitu otot paha. Akibat masalah tersebut, Sturridge melewatkan sepuluh pertandingan Liverpool musim ini, sedangkan Aguero absen dalam tujuh laga City.
Setelah pulih dari cedera, keduanya mengalami lonjakan produktivitas. Aguero mencetak sembilan gol dalam sepuluh pertandingan terakhir City. Adapun Sturridge menghiasi lima partai terakhirnya dengan catatan tiga gol.
Gol keduanya turut memengaruhi perjalanan City dan Liverpool di Piala Liga Inggris. Berkat satu gol Aguero, City membalikkan agregat atas Everton pada semifinal kedua. Sementara itu, Sturridge menyumbang dua gol saat Liverpool menang besar atas Southampton pada perempat final.
Besar kemungkinan, Sturridge diturunkan sejak menit pertama pada final Piala Liga di Stadion Wembley, Minggu (29/2/2016). Sebab, Christian Benteke sebagai opsi lini depan lainnya, sudah lama tidak mencetak gol.
Di sisi lain, Aguero hampir pasti didahulukan ketimbang Kelechi Iheanacho dan Wilfried Bony. Dua nama terakhir selalu tergusur ke bangku cadangan saat Aguero dalam kondisi bugar.
Terbaik
Bukan tanpa alasan Aguero mendapat jaminan starter. Dia merupakan striker terbaik di Inggris apabila menilik menit per gol. Aguero hanya membutuhkan 2.004 menit pada berbagai ajang untuk mencetak 19 gol. Dengan kata lain, dia mencetak gol setiap 106 menit.
Apabila menggunakan indikator serupa, Sturridge mengekor di bawah Aguero. Dia memang baru mencetak lima gol, tetapi hanya bermain selama 606 menit musim ini. Artinya, dia cuma membutuhkan 121 menit untuk menciptakan satu gol.
Bandingkan saja dengan Jamie Vardy, yang tengah memimpin daftar pencetak gol terbanyak Premier League. Striker Leicester City ini membutuhkan 123 menit untuk mencetak satu gol.
Baca Juga:
Atas dasar itu, Steve McManaman melihat Aguero dan Sturridge bisa menentukan partai final nanti. Bahkan, mengacu statistik, dia tidak ragu menyebut keduanya sebagai striker terbaik di Inggris.
"Anda bisa melihat Harry Kane dan Jamie Vardy sebagai pemain paling konsisten musim ini. Namun, saya ingin mengatakan bahwa Aguero dan Sturridge lebih baik," kata McManaman.
"Kedua tim mengalami kesulitan di pertahanan pada musim ini. Sebuah kesempatan untuk Aguero dan Sturridge," tutur pria yang bekerja sebagai komentator BT Sport ini.
Efek
Pendapat McManaman didukung oleh eks kapten The Reds, Jamie Carragher. Bahkan, menurut dia, tidak satu pun striker rekrutan Liverpool pada musim panas 2015, mampu menyamai kualitas Sturridge.
Tahun lalu, The Reds kedatangan Danny Ings dan Christian Benteke. Ings lebih banyak berkutat di ruang perawatan, sedangkan Benteke menghabiskan waktu di bangku cadangan karena catatan golnya mengecewakan.
"Liverpool menghabiskan hampir 100 juta poundsterling sejak Luis Suarez pergi ke Barcelona. Tidak ada dari mereka yang mampu menyamai Sturridge dalam kondisi terbaik," ucap Carragher.
"Faktanya, satu-satunya striker yang menyamai keunggulan dia adalah Sergio Aguero," tutur komentator Sky Sports ini.
Carragher juga membandingkan produktivitas Liverpool dengan atau tanpa Sturridge. Bersama Liverpool, Sturridge baru melakoni 63 partai Premier League karena diganggu serangkaian cedera.
Hasilnya, dengan Sturridge, Liverpool meraih 37 kemenangan, sembilan kekalahan, dan mencetak 139 gol. Dalam 58 partai tanpa sang striker, The Reds meraih 20 kekalahan dan cuma menciptakan 89 gol.
"Ini menunjukkan efek Sturridge terhadap Liverpool," ujar Carragher.
Berbagai statistik tersebut tetap tidak menjadi jaminan untuk Sturridge dan Aguero. Sebab, mereka selalu gagal mencetak gol pada partai sekelas final Piala Liga atau Piala FA.
Aguero telah melakoni empat partai final dan tidak pernah menyumbangkan gol. Satu-satunya gol Aguero di Wembley terjadi pada semifinal Piala FA 2013.
Sementara itu, Sturridge sempat masuk skuad Chelsea untuk final Piala FA 2010 dan 2012. Namun, dia mendapatkan jatah tidak lebih dari lima menit.
Mampukah mereka mematahkan tabu di Wembley nanti?
[video]https://video.kompas.com/e/4773317242001_ackom_pballball[/video]