Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Klopp Vs Pellegrini, Heavy Metal Kontra Klasik dengan Target Sama

By Beri Bagja - Minggu, 28 Februari 2016 | 07:46 WIB
Manajer Liverpool, Juergen Klopp (kiri), akan beradu cerdas dengan Manuel Pellegrini di kubu Manchester City dalam duel final Piala Liga di Stadon Wembley, London, Minggu, 28 Februari 2016. (IAN MCNICOL, IAN WALTON/GETTY IMAGES)

Liverpool dan Manchester City akan beradu dalam laga final Piala Liga di Stadion Wembley, London, Minggu (28/2/2016). Partai tersebut juga mempertemukan dua manajer dengan karakter berbeda, tapi memiliki target yang sama: Juergen Klopp di kubu Liverpool dan Manuel Pellegrini di pihak City.

Klopp (48) dan Pellegrini (62) bisa dibilang memiliki karakter personal yang berlawanan. Klopp, pria asal Jerman, menyukai musik beraliran heavy metal.

Hal itu terwakili dalam ekspresinya di tepi lapangan; dinamis dan kerap meledak-ledak.

Sebaliknya, Pellegrini si lelaki asal Cili bak mewakili musik klasik. Dia kalem, tapi diam-diam menghanyutkan lewat hasil pemikirannya.

"Klopp seperti Jose Mourinho tanpa arogansi dan Arsene Wenger tanpa sifat keras kepala. Bagi orang luar, Pellegrini tipe orang yang muram dan tidak tertarik kepada kontroversi di media." Demikian Manchester Evening News membandingkan mereka.

Di balik perbedaan tersebut, Klopp dan Pellegrini kompak memiliki tujuan sama dalam final nanti, yakni untuk meraih trofi.


Juergen Klopp mengacungkan dua jari dalam laga Liverpool di kandang West Ham, 9 Februari 2016. Ya, Klopp punya dua kesempatan lagi meraih gelar musim ini, yakni Piala Liga dan Liga Europa.(MIKE HEWITT/GETTY IMAGES)

Meski kerap disebut kompetisi kelas tiga di Inggris, setelah Premier League dan Piala FA, Piala Liga menjanjikan gelar yang sangat penting untuk Klopp dan Pellegrini.

Bagi sang bos Liverpool, dia membutuhkan gelar ini sebagai koleksi perdana di lemari trofinya bersama The Reds.

Bohong kalau Klopp tak mengacuhkan Piala Liga karena pentas ini terbukti menjadi batu pijakan pelatih sekaliber Jose Mourinho atau Pellegrini sendiri untuk memancing gelar-gelar berikutnya di Inggris.

Mourinho mempersembahkan trofi Piala Liga 2004-2005 untuk Chelsea sebelum melengkapinya dengan enam titel tambahan dalam dua periode masa bakti bareng The Blues.

Pellegrini juga menggunakan gelar Piala Liga 2013-2014 buat "memancing" hadirnya titel Premier League pada musim yang sama.


Manuel Pellegrini saat memimpin tim Manchester City menghadapi Swansea City dalam lanjutan Premier League 2015-2016 di Etihad Stadium, Manchester, Inggris, pada 12 Desember 2015.(MICHAEL REGAN/GETTY IMAGES)

Jika Klopp membidik gelar perdana, Pellegrini justru bakal menjadikan kejayaan di Piala Liga sebagai pelengkap persembahan terakhir bagi Man City sebelum posisinya digantikan Josep Guardiola musim depan.

Mantan arsitek Real Madrid itu berpeluang menutup perjalanan di City dengan raihan treble alias trigelar bergengsi musim ini. Selain di Piala Liga, City masih punya kans menjuarai Premier League dan Liga Champions.

Karena dua bentrokan kepentingan tersebut, nantikan keseriusan maksimal Klopp dan Pellegrini menggeber kekuatan tim mereka demi kejayaan di Piala Liga 2015-2016.

[video]https://video.kompas.com/e/4625786887001_ackom_pballball[/video]

Soal rekor pertemuan, Klopp dan Pellegrini telah bersua tiga kali. Selain perjumpaan pertama di liga musim ini yang menelurkan kemenangan 4-1 buat Klopp, mereka mengusung panji klub berbeda pada perempat final Liga Champions 2012-2013.

Kala itu, Klopp bersama Borussia Dortmund lolos ke semifinal secara dramatis setelah menyisihkan Malaga asuhan Pellegrini dengan hasil 0-0 dan 3-2.

Kesimpulannya, Klopp mengungguli Pellegrini dengan catatan dua kemenangan dan sekali imbang dalam tiga kali duel. Mampukah superioritas itu bertahan? Ataukah Pellegrini sanggup menorehkan kemenangan perdana atas sang rival?

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P