Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Liverpool bersiap melakoni final Piala Liga melawan Manchester City di Stadion Wembley, London, Minggu (28/2/2016). Berikut lima hal yang bisa membuat The Reds menjuarai ajang tersebut.
1. Memori laga pertama
Meski sudah tiga bulan berlalu, memori kemenangan 4-1 Liverpool di kandang Manchester City pada laga Premier League tetap berbekas sebagai inspirasi awak The Reds melakukan hal serupa.
Manajer The Reds, Juergen Klopp, tentu sudah memetik pelajaran mengenai kelemahan dan kekuatan rival asal Manchester tersebut.
Kemenangan telak November silam muncul hanya 44 hari setelah Klopp ditunjuk sebagai manajer menggantikan Brendan Rodgers.
Idealnya, Klopp seharusnya sudah mengenal lebih jauh potensi dan kemampuan skuat setelah menjalani 143 hari masa bakti untuk laga kali ini.
2. Modal pertahanan yang membaik
Lini pertahanan kerap disebut sebagai titik kelemahan Liverpool musim ini. Angka kebobolan 36 gol, terbanyak di antara tim 14 besar klasemen EPL, membuktikan justifikasi tersebut.
Namun, secara bertahap Mamadou Sakho cs mampu menekan angka kesalahan. The Reds melakoni tiga partai terakhir di berbagai ajang tanpa kebobolan, yakni versus Aston Villa (6-0) dan kontra Augsburg (0-0, 1-0).
Kualitas dua klub itu memang tak sebanding dengan Man City. Akan tetapi, kesuksesan menjaga gawang tetap steril atas tim mana pun bakal berguna meningkatkan kepercayaan diri pemain bertahan.
3. Sumber gol merata
Liverpool kalah tajam dibandingkan City di liga. The Reds baru mencetak 38 gol alias lebih sedikit 10 buah dari koleksi skuat The Citizens (48 gol).
Belum ada satu pun pemain The Reds yang mencetak dua digit gol musim ini. Top scorer mereka ialah Christian Benteke dan Roberto Firmino dengan rapor hanya enam gol.
Sisi positifnya ialah sumber gol Liverpool merata dan bisa datang dari berbagai lini. Gelandang James Milner sudah mencetak empat gol.
Trio bek Nathaniel Clyne, Kolo Toure, dan Martin Skrtel juga sudah ikut mencatatkan nama di papan skor.
4. Dukungan sejarah
Percaya atau tidak, rekaman sejarah kerap menjadi faktor vital pendukung kesuksesan sebuah tim, terutama pada laga-laga penting.
Khusus partai final nanti, Liverpool disokong sejarah bagus. Mereka ialah penguasa gelar Piala Liga terbanyak dengan jumlah delapan trofi.
Garis merah dari dua titel terakhir (2003, 2012) ialah gelar tiba justru ketika kinerja Liverpool di liga terpuruk atau tidak terlalu baik.
Saat mengamankan gelar Piala Liga 2003, Merseyside Merah hanya finis di peringkat kelima pada klasemen Premier League 2002-2003.
Kondisi lebih parah terjadi sembilan tahun lalu. The Reds menjuarai Piala Liga 2012, tapi lantas tercecer di peringkat kedelapan akhir musim 2011-2012.
Situasi musim ini mirip karena pasukan Klopp juga masih menghuni posisi kedelapan. Apakah keadaan kontradiktif ini kembali menjadi sinyal datangnya gelar?
5. Faktor motivasi Juergen Klopp
Klopp berpeluang menghadirkan gelar pertama hanya 143 hari setelah diangkat sebagai manajer Liverpool.
Sebelum hijrah menangani The Reds, pria Jerman berusia 48 tahun itu berpengalaman mempersembahkan trofi cup competitions berupa Piala Jerman 2011-2012 serta Piala Super Jerman 2013 dan 2014 untuk Borussia Dortmund.
Awak Liverpool pasti akan termotivasi dan berupaya sekuat tenaga menghasilkan titel perdana buat manajer anyar mereka. Jangan lupa, kemenangan pada ajang ini juga akan menggaransi tiket partisipasi ke Liga Europa musim depan.
Mengingat peringkat Liverpool di liga masih di luar zona antarklub Eropa (lima besar) dan perjalanan di Liga Europa musim ini baru memasuki babak 16 besar, jatah mereka menuju pentas kontinental 2016-2017 lebih realistis didapat via jalur Piala Liga.