Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

ISC 2016 Batasi Gaji Minimal Pemain

By Persiana Galih - Sabtu, 27 Februari 2016 | 07:01 WIB
Djoko Driyono, bentuk regulasi guna tingkatkan kesejahteraan pemain. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA)

JAKARTA, JUARA.net – Gaji terlambat serta pemain yang terlantar dan tidak sejahtera adalah hal biasa dalam dunia sepak bola Indonesia belakangan ini. Fenomena ini membuat geram penyelenggara Indonesia Soccer Championship 2016, sehingga membuat terobosan baru agar kejadian tersebut tidak terulang.

Di bawah naungan PT Liga Indonesia, PT Gelora Trisula Semesta (GTS) punya beberapa cara untuk melindungi pemain dari masalah keuangan.

“Ada sembilan program pendukung yang akan dibawa. Beberapa contohnya seperti masalah event manajemen, integritas, dan masalah pemain. Kemarin, ada masalah pembayaran gaji pemain yang terlambat dan lainnya. Karena itu, kami ingin memproteksi keadaan pemain dengan regulasi tersendiri,” kata Direktur PT GTS, Djoko Driyono saat pertemuan klub ISC di Hotel Park Lane, Jakarta Selatan, Jumat (26/2/2016).

Sistem regulasi yang diterapkan ISC yaitu klub tidak boleh membayar pemain lebih dari Rp 10 Miliar secara akumulatif. Klub juga tidak diperkenankan membiayai pemain di bawah Rp 5 Miliar. Jika keduanya dilanggar, menurut Djoko, kompetisi ini tidak menjadi kompetitif lagi.

“Klub-klub tidak boleh membawa pemain-pemain amatir, murah, dan lain sebagainya bertanding di sini. Karena itu, Rp 5 Miliar adalah sekurang-kurangnya kontribusi kami kepada klub,” kata Djoko.

Jika ada klub peserta yang melanggar ketentuan itu, Djoko akan menjatuhkan sejumlah sanksi. Di antaranya, pengurangan poin dan pencabutan subsidi bagi klub yang menunda gaji pemain.

ISC telah beberapa kali ganti nama. Pertama, kompetisi ini bernama Liga Super Indonesia, lalu berganti menjadi Indonesia Super Competition. Lalu sejak Jumat (26/2/2016), penyelenggara dan peserta telah sepakat mengganti nama menjadi Indonesia Soccer Championship 2016.

Penulis : Persiana Galih/Nurusyifa