Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tiga Alasan Tottenham Bisa Gagal Juarai Premier League

By Jumat, 26 Februari 2016 | 11:15 WIB
Aksi Erik Lamela saat pertandingan Barclays Premier League antara Tottenham dan Watford di White hart Lane tanggal 6 februari 2016, London, Inggris (CLIVE ROSE/GETTY IMAGES)

Tottenham tak bisa menjadikan euforia Leicester sebagai tempat bersembunyi lagi. Kini, Spurs sudah sangat jelas tertangkap radar sebagai kandidat kuat juara EPL 2015-2016 juga.

Penulis : Rizki Indra Sofa

Harry Kane Seorang


Manajer Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino (kiri), bersama striker Harry Kane pada pertandingan leg pertama babak 32 besar Liga Europa 2014-2015 menghadapi Fiorentina di White Hart Lane, London, Inggris, pada 19 Februari 2015.(CLIVE ROSE/GETTY IMAGES)

Keengganan Spurs belanja bisa menjadi bumerang. Kane adalah mesin gol Tottenham, tapi ia tidak punya pelapis setara. Son Heung-min masih bisa mencetak gol, tapi karakternya berbeda dari Kane, sang target man sejati.

Suporter Spurs pastinya berdoa dan berharapharap cemas supaya Kane tak cedera karena dari gol-golnya impian Tottenham menjadi juara bias terus terjaga.

Raja Pelanggaran!


Eric Dier saat melepaskan tembakan di pertandingan Tottenham Hotspur melawan Newcastle United di White Hart Lane, Minggu (13/12/2015) malam WIB. (CLIVE ROSE/GETTY IMAGES)

Jangan tertipu. Permainan cantik Tottenham bisa terjadi lantaran tiap lini menjalankan fungsi secara baik.

Trio lini tengah Spurs misalnya, sangat efektif saat menjadi penjegal permainan lawan, terutama Erik Lamela, pemain yang paling sering melanggar lawan di EPL saat ini.

Itulah sebabnya, Spurs juga menjadi tim yang paling sering melakukan pelanggaran. Efeknya, banyak pemain terkena kartu kuning dan bisa jadi bumerang ketika terakumulasi menjadi suspensi.

Jadwal Sisa Berat


Gelandang Manchester City, Yaya Toure, berebut bola dengan bek Tottenham, Danny Rose, Minggu (14/2/2016)(CLIVE BRUNSKILL/GETTY IMAGES)

Southampton asuhan Mauricio Pochettino (2013-2014) menjalani awal musim yang baik, tapi segera menurun menjelang musim bubar. Pochettino harus belajar bermodal pengalaman tersebut.

Spurs memiliki jadwal sisa yang relatif sangat berat. Masih ada tiga derbi London melawan West Ham, Arsenal, dan Chelsea serta masih menghadapi Manchester United plus Liverpool. Kalau tak hatihati dan gagal menjaga konsentrasi, Spurs musim ini bisa menyamai kisah Soton 2013-2014.

[video]https://video.kompas.com/e/4773534344001_ackom_pballball[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P