Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ada ujar-ujar semua orang suka cerita Cinderella. Pasti banyak yang menunggu Leicester City menjadi juara Premier League.
Penulis : Dwi Widijatmiko
Tim Solid dengan Fisik Oke
Dibandingkan Tottenham dan Arsenal, Leicester sudah bisa fokus hanya ke Premier League sejak Januari setelah tersingkir dari Piala Liga dan Piala FA.
Konsentrasi yang terpusat boleh jadi merupakan salah satu factor kunci konsistensi The Foxes sejauh ini.
Karena fisik pemain terjaga lantaran tidak ada agenda tambahan, pelatih Claudio Ranieri tidak perlu merotasi tim.
Leicester tercatat hanya 13 kali mengganti starting XI-nya sepanjang musim ini. Soliditas permainan pun bisa tercapai dengan susunan pemain yang “itu-itu saja”.
MAV Tidak Bisa Dihentikan
Banyak cerita bintang kejutan hanya bisa menjaga kegemilangannya selama setengah musim. Leicester tidak seperti itu.
Mereka bahkan punya dua orang! Duet MAV (Mahrez and Vardy) konsisten menjadi sumber gol dan assist bagi Si Rubah.
Tidak cuma ke gawang klub-klub kecil, MAV juga fasih beraksi ketika bertemu klub kuat. Faktanya, semua klub di Premier League sudah pernah menjadi korban gol dan/atau assist dari MAV.
Terbantu Jadwal Hingga 23 April
Leicester kini memimpin klasemen dengan keunggulan dua poin. Artinya, peluang menjadi juara berada di tangan sendiri. The Foxes punya kans melebarkan jarak dari Tottenham dan Arsenal dengan memanfaatkan jadwal hingga 23 April.
Dari sembilan partai Premier League yang akan dihadapi Leicester pada selang itu, enam main di kandang sendiri dan enam melawan tim-tim bottom half klasemen.
Pada saat yang sama, Arsenal mungkin masih terganggu jadwal Liga Champion dan Piala FA, sementara Tottenham boleh jadi masih membagi konsentrasi sampai perempat final Liga Europa.
[video]https://video.kompas.com/e/4755515543001_ackom_pballball[/video]