Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kabar baik yang diterima Ketua Tim Ad Hoc Agum Gumelar pascabertemu dengan Presiden Joko Widodo, Rabu (24/2), rupanya hanya kesenangan sesaat.
Penulis : Persiana Galih/Nurusyifa
Malam ini, Agum mencak-mencak setelah dituding memelintir berita Presiden oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Juru Bicara Kemenpora Gatot S. Dewa Broto.
Menurut Agum, secercah harapan muncul untuk sepak bola Indonesia setelah pertemuan dengan Presiden.
Dia mengklaim bahwa Jokowi, sapaan akrab Presiden, meminta Menpora Imam Nahrawi untuk segera mencabut SK pembekuan PSSI. Namun, sehari kemudian kabar buruk menghampiri Agum.
“Hari ini saya membaca ada tulisannya Pramono Anung yang mengatakan bahwa pernyataan saya tidak benar. Menurut dia, Presiden menginginkan pengkajian.
Kalau saya dinyatakan tidak benar, berarti saya bohong dong? Aduh, sakitnya di sini,” kata Agum saat bicara di depan pewarta, di kediamannya Panglima Polim, Jakarta, Kamis (25/2).
Dua puluh menit bicara, tak ada satu senyum pun muncul dari wajah Agum.
“Saya dicurigai seperti ini? Aduh, saya terus terang saja, ya, saya tidak bisa tersenyum seperti yang Anda-anda harapkan,” ujar Agum.
Karena itu, Agum menyindir kembali Pramono dan Gatot.
"Saya ini berjiwa olah raga yang cirinya berlaku sportif dan fairplay. Saya juga prajurit Saptamarga, jadi mesti berkata jujur," tutur dia.
Meski demikian, Agum tetap berterima kasih pada Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Menpora Imam Nahrawi karena pernah mendengarkan hasil kerja Tim Ad Hoc selama ini.
Sebelumnya, Agum menyebut Menpora akan segera mencabut SK pembekuan PSSI setelah Jokowi memintanya.
Namun, Kemenpora dan Sekretaris Kabinet mengelak dan menuding Agum memelintir perintah Presiden.
Menurut Juru Bicara Kemenpora, Gatot S. Dewabroto, Jokowi hanya meminta Imam untuk mengkaji rencana pencabutan SK tersebut.