Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Diam-diam Panitia Piala Gubernur Kaltim Pelajari Sejarah Kerusuhan PSS vs Persis

By Persiana Galih - Selasa, 23 Februari 2016 | 09:00 WIB
Sejarah kerusuhan suporter PSS Sleman dan suporter Persis Solo menjadi pelajaran bagi panitia Piala Gubernur Kaltim. (GONANG SUSATYO/JUARA/BOLA)

Kerusuhan yang terjadi di pertandingan Persis Solo kontra PSS Sleman, September 2013 lalu rupanya menjadi acuan panitia Piala Gubernur Kalimantan Timur 2016. Mereka tak ingin peristiwa itu terjadi di turnamen yang akan dilaksanakan 27 Februari hingga 13 Maret 2016 ini.

Setelah berkaca pada peristiwa tersebut. mereka lantas membuat skenario pengamanan dengan aparat keamanan.

“Kami sudah buat dan bicarakan mengenai skenario pengamanan suporter bersama Kepala Polisi Daerah Kaltim (Inspektur Jenderal Polisi Drs. Safaruddin), supaya tidak terjadi seperti di Sleman dan Solo,” kata Yunus Nusi, Wakil Ketua Panitia Piala Gubernur Kaltim, saat konferensi pers di Hotel Park Lane, Jakarta Selatan, Minggu (21/2/2016).

Selain pengamanan kerusuhan suporter, stadion tempat 12 tim bertanding ini diakui Yunus telah rampung dan siap digunakan.

Ada empat stadion yaitu Stadion Utama Palaran (kapasitas 50 ribu orang), Stadion Segini Samarinda (kapasitas 18 ribu orang), Stadion Aji Imbut Tenggarong (kapasitas 35 ribu orang), dan Stadion Persiba Balikpapan (kapasitas 10 ribu orang).

Peristiwa kerusuhan antar suporter PSS Sleman dan Persis Solo di Stadion Manahan, Solo, memakan tujuh korban luka-luka. Setelah babak belur, ketujuh korban langsung digotong ke Rumah Sakit Brayat Minulyo Solo, Jawa Tengah.

Bahkan, tiga dari tujuh korban kerusuhan suporter tersebut mesti rawat jalan karena luka yang mereka derita dinilai parah. Menurut data kepolisian saat itu, semua korban mayoritas mengalami luka bagian kepala dan kakinya memar-memar akibat terkena pukulan atau benda tumpul.