Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Wawancara Sadikin Aksa, IMI Harus Jadi Organisasi Terbuka

By Sabtu, 20 Februari 2016 | 11:55 WIB
Sadikin Aksa, yakin akan membesarkan IMI sebagai regulator olah raga otomotif di Indonesia (DEDE ISHARRUDIN/BOLA)

Akhir tahun lalu, pereli nasional yang juga pengusaha, Sadikin Aksa, terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PP IMI (Ikatan Motorsports Indonesia) periode 2015-2019.

Penulis :Thomas Rizal

Naiknya Ikin, sapaan akrabnya, ke posisi nomor satu di IMI membuktikan bahwa organisasi ini telah mendapatkan orang yang tepat. Hanya berselang sebulan sejak terpilih, Ikin langsung menggelar Rakernas I IMI 2015 dan Munaslub IMI 2016 di Surabaya, Jawa Timur pada 12-13 Februari, yang bertujuan merancang program kerja serta pembenahan organisasi agar lebih dinamis.

Apa saja yang menjadi targetnya? Berikut wawancara dengan pria kelahiran Makassar, 3 Juni 1977, itu.

Anda yakin akan memimpin IMI dengan tenang setelah di Munas lalu sempat ada aksi walk out?

Pasti, sebab saat ini saya memimpin IMI dengan menjalankan amanah Munas yang sah. Saya jamin tidak akan ada perpecahan sebab di Rakernas ini ada 31 pengprov IMI yang datang. Bicara pengakuan juga tidak masalah sebab Deputi IV Kemenpora, Djoko Pekik, dan Kakorlantas Mabes Polri, Condro Kirono. hadir.

Sudah cukupkah hal itu?

Sudah. Saya merasakan dukungan pemerintah. Apalagi, kemarin IMI diminta mendampingi saat Kemenpora bicara soal MotoGP dengan Dorna. Hal ini jelas pengakuan. Kami ingin satu hal.

Saya cinta IMI dan ingin membuat IMI menjadi besar. IMI tidak mungkin akan besar oleh saya sendiri. Saya butuh bantuan stakeholder dan pencinta dunia otomotif sendiri, seperti halnya sumbangan kantor dari pencinta otomotif. Teman-teman mendukung.

Saya berjalan karena ingin menjadikan IMI organisasi yang terbuka.

Apa agenda besar Anda?

Meningkatkan standardisasi balap. Ajang grass track akan diprioritaskan karena ajang itu cikal-bakal lahirnya pebalap motokros. Lomba motokros paling gampang dibuat kejuaraan dunia di Indonesia karena tidak perlu membangun sirkuit.

Di Indonesia ada empat sirkut permanen motokros dengan standar internasional. Tinggal masalah sponsor di dunia balap yang sudah sangat komersial. Kami akan memberlakukan KTA (Kartu Tanda Anggota) online.

Kami akan melakukan inovasi, lewat aplikasi mobile/ smartphone untuk pengajuan KTA.

Bagaimana menatap tantangan IMI?

Kami masih kekurangan data. Sponsor itu baru masuk ke balap jika datanya lengkap. Seperti data penonton, kalender, dan lain-lain. Jika IMI sebegai federasi punya data, maka saya bisa membawa ke agensi. Kemudian mereka bisa menjual.

Soal jadwal yang sering berubah, hal itu salah penyelenggara. Padahal, jika punya jadwal yang bagus, hal itu bisa menjaga kepercayaan sponsor.

Ada yang khusus di kalender IMI 2016?

Akan ada ada 177 ajang lomba balap nasional selama 2016. Mobil sebanyak 58 event dan motor 119. Tahun ini akan ada seri kejurnas baru dengan motor standar dan disediakan panpel. Konsepnya sama dengan Pra-PON.

Kejuaraan ini akan digarap oleh Sidrap Manajemen Racing sebanyak lima seri. Karena ajang pengprov, maka yang dihitung poin pengprov, Bukan poin pebalap sehingga pebalapnya bisa berganti-ganti. Ini kejuaraan pengprov. Satu daerah diwakili satu pebalap untuk satu kelas.

Ajang ini inovasi dari PP IMI dengan tujuan pembinaan. Lalu akan ada kejuaraan grass track, yang akan menggelar 33 event plus satu sebagai grand final.

Program perbaikan manajemen IMI?

Kami akan melakukan banyak seminar tahun ini supaya SDM IMI akan lebih banyak dan berkualitas dalam menjalankan fungsi serta perannya, seperti wasit juri dan pengawas. Jangan sampai ada anggota komisi yang bisa menjadi juri, pengawas, atau COC. Hal itu salah dan harus diperbaiki.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P