Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam waktu dua pekan, Manchester City berpotensi terpotret oleh tim kandidat kuat peraih dua gelar di ajang domestik (Premier League dan Piala FA) menjadi pesakitan di dua kompetisi tadi.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Leicester, Tottenham, dan Chelsea. Tiga tim inilah yang menjadi ujian bagi The Citizens buat menakar potensi perubahan status tersebut. Leicester dan Spurs ialah lawan di pecan ke-25 dan ke-26 EPL pada 6 dan 14 Februari.
Sementara itu, Chelsea menjadi rival The Blues di babak V Piala FA, Minggu (21/2) di Stamford Bridge. City masih punya dua ajang lagi: fase gugur Liga Champion (vs Dinamo Kyiv) dan final Piala Liga (vs Liverpool)
Laga leg I babak 16 besar melawan Kyiv dan final Piala Liga melawan The Reds pun dihelat persis berturutan setelah duel melawan Chelsea. Artinya, ada potensi besar perubahan status itu merembet ke empat ajang sekaligus dalam kurun tiga pekan ke depan!
Apes bagi anak asuh Manuel Pellegrini ini, tanda-tanda ke arah negatif sudah lebih dulu muncul. City kalah dua kali, dari Leicester dan Tottenham. Sekarang, laga ketiga, Chelsea adalah lawannya.
[video]https://video.kompas.com/e/4755515572001_ackom_pballball[/video]
Kalau di EPL, dua kekalahan itu punya konsekuensi menjauhkan City dari tim di puncak klasemen. Tapi, peluang juara masih ada selama City mampu bangkit dan hitungan matematis masih memung-kinkan.
Situasi di Piala FA jelas berbeda. Tak boleh ada kesalahan karena kekalahan otomatis memastikan mereka kehilangan kans meraih gelar.
City dan Pellegrini tidak punya pilihan lain. Mereka harus menang. Hasil imbang bisa memaksa laga ulangan di Etihad Stadium, tapi satu laga ekstra menuju jadwal padat di akhir musim sepertinya bukan pilihan bagus.