Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Fiorentina Mengatur Ekspektasi

By Minggu, 21 Februari 2016 | 10:46 WIB
Khouma Babacar (paling kiri) dan rekan-rekannya usai mengalahkan Inter di stadion Artemio Franchi, Florence, 14 Februari 2016. (GABRIELE MALTINTI/GETTY IMAGES)

Karena peringkat teratas dan runner-up sepertinya sudah menjadi bahan rebutan Juventus dan Napoli, maka peringkat tiga klasemen Serie A menjadi incaran banyak klub. 

Penulis: Dian Savitri

Posisi itu, hingga pekan ke-25 kelar, ditempati oleh Fiorentina. Mereka memastikannya setelah menang atas Inter 2-1 di Stadion Artemio Franchi, 14 Februari lalu.

Namun, ada satu orang yang tidak yakin kalau tim asuhan Paulo Sousa itu bisa bertahan di sana hingga akhir musim. Orang itu adalah eks pelatih tim nasional Italia yang juga pernah melatih Fiorentina pada 2005-2010, Cesare Prandelli.

Sang mantan pelatih menyatakan seandainya harus bertaruh, maka ia tidak akan membuang uangnya untuk Fiorentina. Semoga saja pasukan Ungu itu tidak berkecil hati mendengar ucapan Prandelli.

Lalu, klub mana yang menjadi pilihan Prandelli? “Perhatikan Milan baik-baik. Mereka akan berada di sana pada akhir musim nanti,” kata Prandelli dalam wawancara dengan Lady Radio, 15 Februari lalu.

Menurutnya, penampilan pasukan Sinisa Mihajlovic itu sangat stabil dan kalau terus demikian, maka I Rossoneri bisa berada di peringkat tiga. Sekarang, Milan berada di peringkat enam.

[video]https://video.kompas.com/e/4755469964001_ackom_pballball[/video]

“Dalam hal fisik, Fiorentina adalah tim yang brilian dan Sousa membuat kerja yang benar untuk melakukan perubahan pada waktu yang tepat. Kita lihat saja karena akhir musim masih lama akan terjadi,” kata Prandelli.

Sousa sendiri tidak terpengaruh dengan kata-kata Prandelli. Pelatih asal Portugal berusia 45 tahun itu yakin anak buahnya bisa bertahan di posisi ke-3 hingga akhir musim.

Apalagi setelah mereka bisa menang atas Inter. Untuk Sousa, kemenangan itu amat penting.

Sousa selalu menekankan anak-anak asuhannya untuk menerapkan filosofi yang diusungnya: selalu berusaha untuk membalikkan keadaan pada saat mereka mungkin akan kehilangan tiga poin. Dengan kata lain: bermain untuk menang!

“Kami selalu bermain menyerang. Melawan tim besar seperti Inter, pertandingan cenderung berjalan alot. Apalagi, mereka punya kiper yang bermain bagus,” kata Sousa tentang Samir Handanovic, kiper Inter.

Memang itulah yang terjadi. Pertandingan berlangsung “berdarah-darah”, banjir kartu merah.

Apalagi Fiorentina sudah tertinggal 0-1 sejak menit ke-26 setelah gelandang Inter, Marcelo Brozovic, membuat gol tersebut.

Fiorentina baru bisa membalas pada menit ke-60 melalui gol gelandang Borja Valero. Gol penentu kemenangan dibuat oleh striker asal Senegal, Khouma Babacar, pada pengujung waktu.


Wasit Felix Zwayer (tengah) mencoba melerai keributan antara gelandang Tottenham Hotspur, Dele Alli (kanan), dengan bek Fiorentina, Nenad Tomovic, dalam pertandingan lag pertama babak 32 besar Liga Europa di Stadio Artemio Franchi, Florence, Italia, pada Kamis (18/2/2016).(CLIVE ROSE/GETTY IMAGES)

Seperti yang telah disebut, pertandingan ini berakhir dengan penuh “darah”.

Ada tiga kartu merah yang dikeluarkan oleh wasit Paolo Silvio Mazzoleni, yang dimulai pada menit ke-82 hingga menit ke-90+5. Satu kartu merah untuk Fiorentina dan dua untuk Inter.

Sousa tidak ingin direpotkan kartu merah itu. Untuknya, yang penting adalah para pemain tetap tenang dan tidak terbawa oleh euforia suporter.

“Mengatur ekspektasi sangatlah penting. Kami memulai musim dengan baik dan hal itu meningkatkan ekspektasi.

Tim akan melakukan yang terbaik dan tetap mengikuti prinsip. Yang penting, kami ingin membuat siapa pun bangga, termasuk suporter,” kata Sousa.

Termasuk juga membuktikan bahwa membalikkan prediksi Prandelli tentang peluang Fiorentina berada di peringkat tiga pada akhir musim nanti.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P