Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JAKARTA, JUARA.net – Pertamina membantah anggapan bahwa pihaknya mensponsori Rio Haryanto berlaga di Formula 1 musim 2016 hanya untuk keperluan komersial semata.
Guna membantu Rio menjadi pebalap pertama asal Indonesia yang berlaga di ajang balap jet darat tercepat itu, Pertamina rela mengucurkan dana sebesar 5 juta euro atau sekitar Rp 75 miliar.
Pembayaran pertama telah dibayarkan kepada Manor sebesar 2,25 juta euro atau sekitar Rp 33,75 miliar, sedangkan sisanya akan dibayarkan setelah balapan ketiga yakni GP China pada 17 April.
Sebagai gantinya, logo Pertamina akan berada di bagian depan mobil serta seragam Rio dan rekan satu timnya di Manor, Pascal Wehrlein.
Meski tak memungkiri hal tersebut merupakan sarana promosi yang strategis, Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, membantah niat Pertamina hanya untuk keperluan komersial.
“Itu tidak benar, kami sudah menjadi sponsor utama Rio sejak tahun 2010, ketika dirinya masih berada di GP3,” kata Wianda saat ditemui setelah konferensi pers di Gedung Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (18/2/2016).
“Perlu diketahui, Pertamina adalah BUMN yang sahamnya 100 persen milik negara. Untuk itu sudah menjadi tanggung jawab kami untuk membantu atlet bertalenta yang mampu mengharumkan nama Indonesia di mata internasional,” ujar Wianda.
Sebelum Pertamina, logo dan nama perusahaan minyak Negara tetangga Malaysia, Petronas, sudah terlebih dahulu malang melintang di F1. Bahkan Petronas menjadi sponsor resmi dari tim Mercedes yang menjadi juara dunia dalam dua musim terakhir.
“Akan tetapi, kita harus lebih bangga karena Pertamina ada pebalap negaranya yang ikut berlomba, sementara Petronas tidak ada,” kata wanita berusia 39 tahun itu.
Meskipun demikian, Wianda menutup kemungkinan Pertamina akan menanggung sisa biaya yang dibutuhkan Rio yaitu sebesar 10 juta euro atau sekitar Rp 150 miliar.
“Kami tidak bisa hanya fokus kepada Rio atau atlet lainnya. Pertamina masih banyak keperluan lainnya seperti pembangunan kilang minyak di daerah-daerah yang belum mendapatkan distribusi bahan bakar minyak dengan baik,” kata Wianda.