Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Persiba Menang Besar, Pelatihnya Tak Puas

By Selasa, 16 Februari 2016 | 21:30 WIB
Pemain Persiba Balikpapan, Rahel Raditia (merah), berusaha m elewati salah satu pilar tim Pra-PON DI Yogyakarta di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Selasa (16/2/2016). (GONANG SUSATYO/JUARA/BOLA)

1, atas tim Pra-PON DI Yogyakarta di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta.

Namun, kemenangan besar Persiba tak memuaskan, karena penyelesaian akhir tim ini justru jauh dari harapan. Menghadapi tim amatir, Persiba memang lebih mendominasi dan beda saat tim Beruang Madu dikalahkan PSS Sleman, 1-2, Sabtu (13/2/2016).

Dalam uji coba ini, Persiba tertinggal lebih dulu lewat gol Ilham Yusril pada menit ke-18. Namun hanya berselang dua menit, Dirkir Kohn sudah bisa menyamakan kedudukan skor. Sedangkan striker Boakai Edy Foday menjadikan Persiba unggul, 2-1, menjelang akhir babak pertama.

Dirkir Kohn menambah gol di babak kedua. Sedangkan Rahel Raditia menutup kemenangan Persiba menjadi, 4-1, semenit sebelum pertandingan usai. Pelatih Persiba, Eduard Tjong menilai lini belakang tim sudah kembali solid. Tapi, dia mempersoalkan kinerja penyelesaian akhir tim yang lemah.

”Pemain belakang sudah saling menutup saat yang lain meninggalkan celah. Jadi, lini tersebut menunjukkan perkembangan yang baik. Sebaliknya, penyelesaian akhir tim malah kurang bagus. Kami seharusnya mencetak lebih banyak gol,” ujar Eduard.


Pemain Persiba, Victor Wai (kanan), mencoba menghindari hadangan para pemain tim Pra-PON DI Yogyakarta di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Selasa (16/2/2016).(GONANG SUSATYO/JUARA/BOLA)

Menurutnya, tanpa gelandang pengatur serangan, menyulitkan timnya membangun serangan dengan baik. Eduard berharap pada Erick Weeks Lewis untuk memperkuat sektor tengah, sayang pemain asal Liberia itu memilih berkarier di Malaysia.

”Bila ada Erick, serangan tim bisa terbangun dengan baik. Kini, saya harus mendapatkan penggantinya agar organisasi permainan tim bisa lebih baik,” lanjutnya.

Sementara itu, pelatih Pra-PON DIY, Seto Nurdiantara mengaku timnya tak bisa bermain maksimal karena pemain jarang berkumpul bersama untuk latihan. Mereka pun tak bisa tampil enjoy untuk mengimbangi Persiba.

”Saya berharap mereka bermain enjoy agar kemampuan terbaiknya bisa muncul. Tapi ini justru menjadi bumerang karena kolektivitas tim malah tidak terlihat. Tak hanya itu, saya nilai permainan tim juga tidak berkembang,” cetus Seto.