Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jelang Lawan Fiorentina, Inter Terserang Narkolepsi Bola Mati

By Anju Christian Silaban - Minggu, 14 Februari 2016 | 08:48 WIB
Gelandang Hellas Verona, Moldovan Artur Ionita (23), mencetak gol tandukan ke gawang Inter Milan saat kedua tim bertemu di Stadion Betegodi, 7 Februari 2016. (GIUSEPPE CACACE/AFP)

Inter Milan harus membenahi diri dalam mengantisipasi bola mati dan menghindari hukuman penalti. Dalam beberapa pertandingan terakhir, gawang I Nerazzurri sering bergetar melalui dua skenario ini.

Rapor merah mulai terlihat pada partai terakhir 2015, yaitu melawan Lazio. Dua gol Antonio Candreva ketika itu bermulai dari situasi sepak pojok dan tendangan penalti.

Felipe Melo menjadi "kambing hitam" saat timnya kalah dari I Biancocelesti. Dia melakukan pelanggaran di kotak terlarang yang menyebabkan wasit menunjuk titik putih.

Peran Melo digantikan oleh Joao Miranda ketika Inter takluk 0-1 dari Sassuolo, 10 Januari 2016. Gara-gara pelanggaran Miranda terhadap Gregoire Defrel, Inter diganjar hukuman penalti.

Ini menjadi hukuman penalti ketiga yang diterima Inter pada Serie A 2015-2016. Satu penalti lagi terjadi saat Inter takluk 1-4 dari Fiorentina, 27 September 2015. Dalam partai ini, hukuman juga disebabkan oleh Miranda.

Kelemahan Inter dalam mengantisipasi bola mati kembali dieksploitasi oleh AC Milan dalam partai derbi di Stadion San Siro, 31 Januari 2016. Alex mampu mencetak gol tandukan yang diawali oleh tendangan bebas Keisuke Honda.

Puncaknya adalah pertandingan kontra Hellas Verona, 7 Februari 2016. Tiga gol Verona berasal dari skenario bola mati. Pelatih Roberto Mancini tak bisa menutupi kekesalannya setelah peluit panjang.

"Hari ini, kami mengalami narkolepsi kolektif. Kami bermain baik, lalu melakukan kesalahan bodoh. Pada gol ketiga, Juan Jesus tidak melihat lawan," ucap Mancini.

Baca juga: Peran Del Piero dan Pirlo dalam Tiga Gol Verona ke Gawang Inter

[video]https://video.kompas.com/e/4743223366001_ackom_pballball[/video]