Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Leicester City menggebrak Premier League dengan gaya serangan balik beringas nan efektif. Arsenal memangkas jalan menuju papan atas Premier League dengan permainan possession berdasarkan speed of thought (kecepatan berpikir) dan pergerakan pemain bak kilat. Pertemuan keduanya pada Minggu (14/2/2016) akan menarik secara taktis.
Leicester City mendulang sukses mereka dari memerangkap tim-tim lawan yang menyerang.
Melalui kecepatan lini tengah dan depan pasukan Leicester, para tim yang memburu gol kontra Leicester berganti menjadi tim yang diburu.
Pasukan Claudio Ranieri adalah antithesis dari sepak bola tiki-taka Barcelona. Leicester hanya mempunyai rataan possesion 40,8 persen musim ini, terendah ketiga di Premier League setelah Sunderland dan West Brom.
Gabungkan angka tersebut dengan fakta bahwa Leicester adalah tim tersubur di Premier League bersama Manchester City, maka jelas sang pelatih menitik beratkan operan ke depan nan menentukan.
Para pemain tak perlu berlama-lama dengan bola, asalkan si kulit bundar bisa mengalir menuju lini depan.
Menjaga pemain Leicester pun tak mudah, Marc Albrighton di sisi sayap kiri bisa menusuk ke dalam atau mengambil jalur luar, gelandang tangguh N'Golo Kante juga mampu melewati lawan.
Belum lagi membicarakan duo licin Jamie Vardy dan Riyad Mahrez.
"Dansa" Mahrez untuk melewati penjagaan bek City saat ia mencetak gol dalam kemenangan 3-1 di Stadion Etihad akhir pekan lalu adalah satu dari 15 trick dengan bola yang telah pasukan Leicester lakukan musim ini, tertinggi ketiga setelah Arsenal (20) dan Everton (17).