Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kendati baru masuk ke Tanah Air pada akhir 1990-an, olah raga futsal sebenarnya sudah cukup membuat Indonesia berada di posisi membanggakan pada level internasional. Timnas futsal misalnya, pernah menjuarai Kejuaraan Asia pada 1999 dan Kejuaraan AFF 2010
Padahal, perhatian atas futsal bisa dibilang memprihatinkan. "Futsal diperlakukan seperti anak tiri oleh PSSI, sama seperti sepak bola wanita dan beach soccer. Keputusan organisasi atas futsal bahkan baru dikeluarkan pada Januari 2014," kata Edhi Prasetyo, Sekjen Federasi Futsal Indonesia, dalam jumpa pers menjelang pelaksanaan Liga Futsal Profesional, pekan lalu.
Karenanya, wajar bila Federasi Futsal Indonesia (FFI) termasuk salah satu pihak yang paling menyayangkan sanksi FIFA atas PSSI. Sebelum sanksi ini ditetapkan, futsal Indonesia menempati peringkat ke-10 di Asia dan berada pada tangga ke-45 dunia.
Futsal kini ikut terkucil dari "pergaulan" internasional. Kendati demikian, bukan berarti mimpi besar futsal otomatis musnah. FFI tetap memegang mimpinya untuk tampil di Piala Dunia Futsal 2020.
"Mimpi tampil di PD Futsal 2020 ini tidak cuma lewat penunjukan sebagai tuan rumah. Kami juga yakin bisa meraihnya lewat jalur kualifi kasi seandainya tidak menjadi penyelenggara," tutur Edhi.
Timnas futsal "hanya" perlu lolos ke semifinal kejuaraan Asia demi mimpinya itu. Hanya, menurut Edhi, tugas ini tidak bisa dibilang mudah.
"Kondisi saat ini memang belum ideal. Misalnya, asosiasi futsal di level kabupaten/kota belum terbentuk hingga sulit menggelar kompetisi. Kami pun berharap mendapat talenta dari pemain sepak bola karena "cuma" butuh enam bulan hingga setahun untuk mengubah mereka menjadi pemain futsal. Memang butuh akselerasi untuk meraih mimpi di PD 2020," ucap Edhi.
Penulis : Ferry Tri Adi