Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Saat menjamu Sampdoria pada pekan ke-24 Serie A, Minggu (7/2/2016) lalu, Roma menyiapkan seragam khusus. Huruf-huruf mandarin yang tercetak di bagian dada kostum I Lupi (Tim Serigala) tentu bukanlah tanpa maksud.
Penulis: Sem Bagaskara
Seragam khusus tersebut merupakan cara Roma menyambut Tahun Monyet Api dalam sistem kalender China, yang dimulai pada awal pekan ini. Tahun Monyet Api langsung membawa hoki bagi Tim Serigala.
Roma menang 2-1 atas Sampdoria. Salah satu gol kemenangan I Lupi diciptakan oleh rekrutan anyar Diego Perotti.
Monyet dan Perotti pun kembali bertautan. Ayah Perotti, Hugo, adalah eks pemain sayap Boca Juniors dan menyandang julukan El Mono (Si Monyet)!
Menuju Tahun Monyet Api, Perotti langsung kecipratan hoki. Meski baru dua kali mentas bareng Roma, ia sudah memberikan kontribusi nyata via torehan satu gol plus sebiji assist.
[video]https://video.kompas.com/e/4744541461001_ackom_pballball[/video]
Perotti juga dipuji karena kemampuannya beradaptasi di posisi baru. Pemain yang aslinya berposisi sebagai sayap itu didaulat sebagai penyerang nomor sembilan palsu oleh arsitek Roma, Luciano Spalletti.
“Perotti sebagai penyerang sembilan palsu adalah penemuan hebat, sebab pemain Argentina itu adalah figur yang bisa mencetak gol dan memamerkan tekniknya,” kata eks pelatih timnnas Italia yang pernah secara singkat menukangi Roma, Cesare Prandelli.
Penampilan bagus Perotti menandakan kemenangan Roma di bursa transfer Januari.
Rekrutan anyar lain Tim Serigala, yakni Stephan El Shaarawy dan Ervin Zukanovic, juga tampil meyakinkan.
Lumrah jika kemudian fenomena itu diikuti kabar tentang bertahannya Direktur Olah Raga Roma, Walter Sabatini, yang bertanggung jawab mengatur lalu lintas transfer tim.
Sabatini sempat diberitakan akan meninggalkan kursinya di Roma dan menuju ke Bologna.
Sabatini pernah dibilang bikin blunder kala melepas Alessio Romagnoli, Mapou Yanga-Mbiwa, dan Jose Holebas secara berbarengan pada bursa transfer musim panas silam.
Tipisnya amunisi di sektor belakang disebut menjadi salah satu alasan kenapa Roma mudah kebobolan musim ini.
[video]https://video.kompas.com/e/4742630782001_ackom_pballball[/video]