Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Saat melawan Udinese, Mihajlovic menggeber skema 4-4-2 dan mendaulat Juraj Kucka untuk mengisi pos Bonaventura sebagai sayap kiri.
Kucka, yang aslinya gelandang, kemudian cedera dan terpaksa digantikan Mario Balotelli pada jeda pertandingan.
Kembali ke 4-3-1-2
Masuknya Balotelli menjadikan M'Baye Niang, yang tadinya bertugas mendampingi Carlos Bacca di sektor depan, mundur sedikit ke belakang guna melakoni peran sebagai sayap kiri.
Meski sering ditugaskan sebagai sayap, berulang kali Niang berujar bahwa dirinya paling nyaman bermain di posisi striker.
Mihajlovic barangkali sedang sial, karena di tengah bentrokan melawan Udinese, Niang juga ikut-ikutan cedera. Kevin-Prince Boateng lantas menggantikan peran pemain asal Prancis itu.
Lagi-lagi, Miha memainkan sayap "jadi-jadian" karena selama ini Boateng dikenal sebagai gelandang serang atau penyerang lubang.
Kondisi itu bisa menjawab kenapa istilah Bonadipendenza muncul. Sebab, memang hanya Bonaventura-lah pemain melebar natural Milan yang bisa secara sempurna menerjemahkan tugas seorang sayap kiri dalam skema 4-4-2.
Peran tersebut adalah habitat Jack. Selama berkarier di Atalanta (2007-2014), ia rutin mentas sebagai sayap kiri dalam patron 4-4-2.
Terasa wajar jika Mihajlovic dalam sejumlah kesempatan mengungkapkan bahwa 4-4-2 tak akan pernah menjadi formasi dasar Milan racikannya.
Ketika semua pemainnya fit, Miha mengaku akan segera kembali ke 4-3-1-2, pakem yang selalu ia andalkan pada tujuh pekan perdana Serie A 2015/16.
Formasi 4-3-1-2 tak menuntut Milan bermain dengan sayap. Kendati demikian, formula tersebut belum bisa digunakan lagi mengingat Miha masih terus memacu kebugaran Jeremy Menez, yang digadang-gadang sebagai figur paling pas untuk menjalankan peran sebagai trequartista (penyerang lubang).
[video]https://video.kompas.com/e/4744541461001_ackom_pballball[/video]