Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Boas telah berjanji untuk tetap setia kepada FC Porto. Manajer asal Portugal ini mengatakan, ia tidak akan menerima pekerjaan dari klub saingan berat Dragoes, Benfica.
O Clássico adalah titel pertemuan sengit dengan tempo tinggi dua klub besar Portugal, FC Porto dengan Benfica. Rivalitas abadi dua klub beda kota di satu negara itu membuat eks manajer Chelsea sangat loyal pada FC Porto.
”Saya pikir kembali ke FC Porto akan menjadi masalah waktu saja. Saya tidak tahu di mana posisi tersebut dan saya tidak memiliki batas waktu untuk itu,” kata Villas-Boas seperti dikutip dari media Portugal, Record.
”Saya memiliki waktu yang cukup senang, setelah ada yang memberi kesempatan kemungkinan akan kembali ke sana (Porto). Untungnya, saya tahu dan memiliki pintu yang selalu terbuka. Saya berharap bisa bermanfaat untuk Porto suatu hari nanti,” lanjutnya.
Villas-Boas ditanya apakah ia akan mengambil alih peran sebagai manajer untuk Benfica? Dengan jawaban pasti dan tegas, dia mengatakan dengan singkat: tidak.
Pelatih yang kini menangani klub Rusia, Zenit Saint Petersburg, bekerja untuk Porto antara 2010 dan 2011. Dia bersama skuat Dragoes menghasilkan empat trofi dalam dua tahun. Porto kala ditangani Villas-Boas memenangi treble winners pada musim 2010-2011 dengan merebut trofi Liga Portugal, Piala Portugal, dan Liga Europa.
Semua itu diawali kemenangan Porto pada Piala Super Portugal 2010, ketika mereka menang dua gol tanpa balas atas Benfica. Diakemudian bergabung dengan Chelsea dan Tottenham Hotspur. Selama menangani dua klub Premier League itu, dia memiliki waktu yang sulit. Kala itu, Villas Boas menolak untuk mundur ke media dan kemudian menjadikannya sangat tertekan.
Villas-Boas kembali namanya naik setelah dikaitkan dengan sebuah kasus baru-baru soal ”pengkhianatan” di Portugal. Apalagi, dia akhir musim ini memutuskan akan meninggalkan Zenit. Selain itu, adanya pilihan pelatih senior Portugal, Jorge Jesus meninggalkan Benfica dan bergabung dengan klub pesaing satu kotanya, Sporting CP, musim panas lalu.
Namun, pria 61 tahun ini melakukan pilihan ini karena ayahnya adalah penggemar Sporting CP. Jorge hanya memenuhi janji lama kepada sang ayah. Di Portugal, selain ada partai panas O Clássico ada juga rivalitas Sporting CP kontra FC Porto. Lalu ada partai panas lainnya, Derby de Lisboa, yang mempertemukan Benfica dengan Sporting CP.