Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pasoepati, suporter Persis Solo, memperingati ulang tahun ke-16 dalam suasana keprihatinan. Pasoepati, Pasukan Suporter Sepakbola Sejati, prihatin denyut sepak bola nasional yang mati karena kisruh di antara para petinggi olahraga.
Kekisruhan itu yang mengakibatkan kompetisi tidak ada lagi. Padahal, suporter sudah lama menunggu dan merindukan adanya kompetisi.
“Kami memperingati ulang tahun Pasoepati di masa penuh keprihatinan karena matinya sepak bola Indonesia. Saat tidak ada kompetisi, turnamen untuk tim Divisi Utama juga tidak ada. Padahal, Divisi Utama tidak kalah dengan Liga Super Indonesia,” kata Anwar Sanusi, Sekjen Pasoepati.
Suporter berharap para stakeholders sepak bola bisa bersatu menyelesaikan konflik. Bila kembali bersatu, sepak bola nasional akan bangkit dan diharapkan bisa lebih maju.
“Ini yang menjadi tema ulang tahun kami. Pasoepati bersatu untuk sepak bola Indonesia. Bila perselisihan selesai sepakbola Indonesia maju! Ini adalah harapan Pasoepati,” ucap dia lagi.
Ulang tahun Pasoepati yang berdiri pada 9 Februari 2000 diperingati dengan menggelar pertandingan uji coba Persis melawan Persisko Klaten. Dalam uji coba di Stadion Manahan, Solo, Selasa (9/2/2016), Persis menang 3-0.
Peringatan ditandai pemotongan tumpeng yang diterima Presiden Direktur PT Persis Solo Saestu, Paulus Haryoto. Menurut dia, pada usia ke-16, Pasoepati diharapkan makin dewasa dan matang.
“Usia 16 tahun sesungguhnya umur yang cukup dewasa dan matang. Kami berharap suporter melangkah bersama untuk Persis. Manajemen dan suporter diharapkan bahu-membahu dan saling melengkapi,” ujar Paulus.