Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Leicester City memimpin klasemen sementara Premier League dengan selisih lima poin di atas Tottenham dan Arsenal, serta enam dari Manchester City. Jika situasi ini bertahan sampai akhir, Premier League 2015-2016 akan menjadi yang terketat sepanjang sejarah kompetisi.
Leicester mengemas 53 poin. Jamie Vardy cs secara berturut-turut berada di atas Tottenham (48 poin), Arsenal (48), dan City (47).
Jarak 6 angka yang memisahkan pemimpin klasemen dengan tim peringkat keempat belum pernah terjadi pada klasemen akhir Premier League.
Selisih yang tercipta sampai pekan ke-25 musim ini tentu masih bisa berubah. Namun, melihat gejalanya, Premier League 2015-2016 berjalan ke arah yang tepat guna memastikan diri sebagai edisi paling kompetitif.
Berikut beberapa momen yang menggambarkan perbedaan jarak antara tim juara dengan klub peringkat keempat di klasemen akhir Premier League.
1996-1997
Rekor selisih terendah antara tim teratas dengan peringkat keempat dipegang oleh Premier League 1996-1997. Kala itu, Manchester United menjuarai liga untuk keempat kali dalam lima musim terakhir.
Mereka mencatat 75 poin, hanya berada 7 angka di atas tim peringkat keempat, Liverpool (68). Di antara United dan Liverpool terselip Newcastle dan Arsenal.
2004-2005
Premier League musim ini paling tidak kompetitif lantaran menelurkan rekor selisih terlebar di antara tim empat besar.
Sang juara, Chelsea, mendulang 95 angka, yang menjadi rekor poin terbanyak di liga. Secara fantastis, pasukan Jose Mourinho kala itu unggul 34 angka atas Everton di peringkat keempat (61)!
2013-2014
Rekor selisih paling ketat terulang pada musim 2013-2014. Manchester City memuncaki klasemen akhir dengan 86 poin.
Mereka cuma unggul 7 angka dari tim peringkat keempat, Arsenal (79). Susunan empat besar ketika itu dilengkapi kehadiran Liverpool dan Chelsea di posisi kedua dan ketiga.