Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mauro Icardi selalu mencetak gol dalam dua partai terakhir Inter Milan di Serie A. Pelatih Inter, Roberto Mancini, disebut telah menemukan resep untuk membuat Icardi (22) subur. Rahasianya adalah dengan memainkan Rodrigo Palacio guna menemani sang kapten di lini depan.
Icardi mencetak gol ke gawang Chievo (3/2/2016) dan Verona (7/2/2016). Bomber Argentina itu resmi mencapai koleksi dua digit gol di Serie A musim ini (10 gol).
Catatannya belum secemerlang musim lalu, tapi Icardi disebut sudah kembali menemukan sentuhan yang membawanya sebagai top scorer 2014-2015.
"Bukan kebetulan dua gol terakhir Icardi muncul disertai penampilan Palacio di lapangan." Demikian tulis Corriere dello Sport membahas perpaduan dua pemain itu.
Kombinasi Icardi-Palacio memang belum menelurkan gol maupun assist satu sama lain musim ini. Namun, kerja sama duet Argentina itu vital.
Palacio dinilai merangsang ketajaman Icardi karena peran pentingnya sebagai pembuka ruang dan pemancing bek-bek lawan.
Pergerakannya yang sukar ditebak membuat fokus bek musuh terbagi, sehingga mereka tidak hanya mengawasi Icardi. Akibatnya, Icardi menemukan lebih banyak celah di pertahanan lawan dan ruang untuk dieksploitasi.
Palacio disebut sebagai pemain yang paling memahami pergerakan posisi Icardi. Penyerang berusia 34 tahun itu punya andil besar mendongkrak ketajaman sang junior musim lalu karena kesepahaman yang terjalin sangat kuat.
Palacio menyuplai 5 assist di Serie A 2014-2015 dan mayoritas diberikan buat Icardi (3).
Di lain pihak, Icardi juga menjadi pengirim asisst terbanyak untuk Palacio. Dari 6 umpan berbuah gol miliknya, sebanyak 4 di antaranya berujung gol Palacio.
Hal spesial yang tertanam dalam diri Palacio ialah pengorbanannya berkorban untuk tim.
Musim lalu, ia "melakukan segalanya" guna menopang Icardi dengan berperan sebagai pendamping duet, gelandang serang, atau penyerang sayap di kedua sisi.
Meski usianya terbilang uzur, Palacio masih bisa diandalkan menyayat pertahanan musuh.
Saat melawan Verona, ia menjadi pemuncak daftar sprint tercepat di Inter dengan 32,79 kilometer per jam. Catatannya saat melawan Chievo tak kalah keren, yakni 30,37 km/jam.
Palacio juga aktif menciptakan peluang. Di skuat Inter, statistik 1,2 operan kunci per partai miliknya musim ini hanya kalah dari Adem Ljajic (2,5) dan Alex Telles (1,5).
Fungsinya sebagai pemecah konsentrasi bek musuh terpapar jelas pada laga kontra Verona. Palacio menjadi pemain paling sering dilanggar kala itu (6 kali).
"Palacio? Dia sosok yang fantastis saat bermain ataupun tidak," kata Mancini memuji Palacio usai melawan Verona.
[video]https://video.kompas.com/e/4743223366001_ackom_pballball[/video]
Mengacu pada pujian dari sang pelatih, media Italia mulai ramai mengulas bahwa poros Palacio-Icardi lebih menjanjikan ketimbang Icardi dan Stevan Jovetic.
Publik Nerazzurri menantikan Jovetic sebagai pasangan paling cocok buat Icardi, tapi hasilnya belum terbukti. Kesepahaman Icardi-Jovetic tidak terbangun secara konsisten.
Sky Sport 24 menyajikan hal tersebut dalam bentuk angka. Ambil contoh dalam laga Inter lawan Udinese (12/12/2015).
Ketika itu, Nerazzurri menang telak 4-0 dengan Icardi dan Jovetic sama-sama bikin gol. Namun, dari 34 operan total Jovetic, hanya sebiji yang mengarah kepada Icardi!