Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kapten Arema Cronus, Ahmad Bustomi, belum banyak terlibat dalam sesi latihan setelah pelatih baru Milomir Seslija datang. Pemain berusia 30 tahun ini harus berkukat dengan cedera engkel kiri.
Namun, pemain yang akrab disapa Cimot ini melihat ada sisi positif yang dibawa pelatih asal Bosnia itu.
Perubahan besar yang dibawa Milo seperti melepas delapan pemain dan mendatangkan sementara tiga pemain baru dan dua personel seleksi menurutnya masih wajar.
Semua pelatih punya karakter berbeda.
"Sementara ini, saya melihat karakter Milo mirip dengan Robert Alberts (pelatih yang membawa Arema juara LSI 2010)," katanya.
Kemiripan itu ada pada kedisiplinan dan kedekatannya dengan para personel. Nyaris tak ada celah untuk bercanda dalam setiap latihan.
Padahal, sesi latihan Arema sejak era Suharno hingga Joko Susilo selalu diselingi canda tawa.
Kali ini, jika ada pemain atau asisten pelatih yang bercanda, Milo langsung menegurnya. Tapi, sang pelatih sendiri juga sosok jenaka jika latihan sudah rampung.
Sisi positifnya lagi, pelatih 51 tahun itu selalu turun tangan membetulkan gerakan atau cara main yang salah.
Bahkan, ia sampai mengajari gerakan dasar seperti cara menjaga lawan dan memasukkannya sebagai salah satu materi latihan.
Dia tak segan menegur pemain asing seperti Kiko Insa jika salah mengantisipasi pergerakan lawan. Hal ini sama seperti yang dilakukan Robert sehingga para pemain bisa main lebih simpel dan jarang melakukan kesalahan di lapangan.
"Tentu kami harap efek kehadiran Milo bisa membawa hal positif. Semoga hal itu berimbas pada trofi. Dia selalu menekankan kepada pemain untuk latihan lebih keras," imbuh Bustomi lagi.