Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Inter Jeblok Gara-gara Latihan Doha

By Sabtu, 6 Februari 2016 | 17:47 WIB
Pelatih Inter Milan, Roberto Mancini, saat memimpin timnya menghadapi Udinese, 12 Desember 2015. (GABRIEL MALTINTI/GETTY IMAGES)

gembor bahwa Inter memiliki pertahanan terbaik harus dihentikan. Setelah kebobolan tiga gol melawan Milan, Inter sudah mencatat 17 kali kemasukan. Angka itu belum memasukkan hasil ketika melawan Chievo (3/2) dan kala tampil di Coppa Italia.

Penulis: Anggun Pratama

Padahal, sejak awal musim hingga pertengahan 2015-16, Inter dikenal sebagai tim dengan pertahanan terbaik di Serie A.

Perubahan performa itu terjadi setelah tim menjalani pemusatan latihan di Doha, Qatar, pada jeda musim dingin. Di 2016, gawang Inter sangat mudah dibobol.

Pada 23 Agustus 2015 hingga 21 Desember, Inter menjalani 17 laga Serie A dan hanya kebobolan 11 kali. Rata-rata Inter kemasukan 0,64 per laga atau bisa dibilang setiap dua laga sekali.

Usai kembali dari Doha, rata-rata kebobolan Inter semakin sering. Dari lima laga, gawang Samir Handanovic sudah kebobolan enam kali. Rata-rata 1,2 gol per pertandingan!

Pelatih Roberto Mancini tak punya banyak waktu buat membenahi penurunan  performa timnya, terutama dari cara mereka membendung serangan lawan. Pendekatan radikal harus dilakukan karena di sepanjang Februari Inter bakal melalui periode "neraka".

Lawan berat sudah menanti. Bila saat melawan Carpi saja Inter kebobolan dan gagal menang, apalagi ketika melawan Fiorentina atau Juventus!

Bila Februari masih kelabu seperti di Januari, bukan tak mungkin Mancini bakal mengakhiri musimnya lebih cepat di Inter.

"Ada hal positif di Inter, namun juga ada hal negatif, yang sayangnya sekarang lebih menonjol. Terlihat jelas fans tak bahagia dan kecewa, sama dengan saya," kata bekas Presiden Inter, Massimo Moratti, kepada Rai Sport.