Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Rencana asisten pelatih Arema Cronus, Joko Susilo, untuk menimba ilmu di luar negeri kembali berubah. Pria 45 tahun ini batal menuju Hokkaido Consadole Saporo, Jepang.
Manajemen tim memutuskan untuk memberangkatkan Joko ke Australia Brisbane Roar dengan pertimbangan bahwa klub tersebut masih berada di bawah satu naungan dengan Arema, yakni PT Pelita Jaya Cronus (Bakrie Grup).
Rencananya, pria yang akrab disapa Gethuk ini akan berangkat ke Brisbane pada Mei hingga Juni 2016.
"Kami yakin Gethuk akan lebih diperhatikan saat di Australia karena pengelolanya masih satu atap dengan Arema," kata General Manager Arema Ruddy Widodo.
Jika melihat momen, pergi ke Jepang sebenarnya lebih pas bagi Joko karena klub kontestan J2 League (kasta kedua Liga Jepang) itu sedang melakukan persiapan jelang kompetisi.
Namun, faktor cuaca dingin yang esktrem dan bahasa jadi kendala utama.
Brisbane Roar saat ini sedang berjuang meraih gelar juara di Liga Australia. Karena itulah Joko baru akan berangkat setelah kompetsisi berakhir.
"Esensi untuk belajar kepelatihan di Australia juga tidak kalah dari pada di Jepang, kok. Dan yang paling penting Gethuk diperhatikan di sana karena ada beberapa orang Indonesia yang bertugas di sana," kata Ruddy menjelaskan.
Hubungan Brisbane Roar dan Arema memang dekat. Pada musim 2013, Arema sempat meminjamkan striker muda Yandi Sofyan Munawar ke Brisbane.
Setahun berikutnya, perwakilan klub papan atas Australia itu berkunjung ke kantor manajemen Arema untuk mencari pemain muda.
"Brisbane sangat terbuka untuk menerima pemain dan pelatih yang ingin belajar di sana. Dan musim ini kabarnya tim mereka semakin bagus. Jadi pas bagi Gethuk untuk belajar," ujar Ruddy.