Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mancini: Kalah 0-3 dari Juventus Berlebihan!

By Beri Bagja - Kamis, 28 Januari 2016 | 08:08 WIB
Pelatih Inter Milan, Roberto Mancini (kiri), tersenyum sinis ketika pemainnya, Jeison Murillo, diusir wasit dalam laga kontra Juventus, 27 Januari 2016. (VALERIO PENNICINO/GETTY IMAGES)

Inter Milan mengalami kekalahan telak dengan skor 0-3 dari Juventus dalam laga semifinal pertama Coppa Italia, Rabu (27/1/2016). Pelatih Inter, Roberto Mancini, menilai hasil tersebut berlebihan.

Inter takluk akibat dua gol Alvaro Morata dan satu dari Paulo Dybala. Kekalahan 0-3 membuat tugas Inter mengatasi defisit pada semifinal kedua di Giuseppe Meazza (3/3/2016) sangat berat.

Beban bagi pasukan Mancini bertambah karena mereka bakal tampil tanpa duet bek tengah Jeison Murillo dan Joao Miranda yang absen akibat suspensi.

"Pertandingan berjalan seimbang, sampai tiba penalti untuk Juventus yang menghasilkan gol pertama Morata. Duel ini aneh. Juve memang layak menang, tapi skor 3-0 terasa berlebihan," kata Mancini kepada Rai Sport.

"Gol kedua Juve lahir karena kesalahan Felipe Melo. Kemudian, mereka mengandalkan serangan balik dan kami bermain dengan 10 orang akibat kartu merah Murillo," ucapnya lagi.

Mancini boleh beralasan timnya tidak sering mengalami tekanan serius. Inter juga mendominasi permainan dengan angka penguasaan bola 56 persen, berbanding 44 persen milik Juventus.

Namun, dominasi itu mubazir karena Juve justru lebih agresif dengan melepas 14 tembakan, sedangkan Inter hanya 6.

Mirip Claudio Ranieri?

Mancini mengungkapkan timnya tidak mengalami krisis. Akan tetapi, alarm sudah harus berbunyi kencang.

Kekalahan dari Juve menunjukkan Inter kini bukan hanya dilanda kesulitan mencetak gol, tapi juga mengalami kerapuhan di lini belakang. Padahal, pertahanan mereka sempat menjadi yang terbaik di Italia musim ini.

"Benar bahwa kami menjalani periode sulit, tapi tim harus tetap tenang," kata Mancini.

Publik Inter tentu berharap ketenangan Mancini tidak lantas membawa tim kian lengah. Posisi Inter di klasemen Serie A terus melorot dan jatah ke final Coppa Italia pun semakin kabur.

Situasi sulit awal tahun ini mungkin mengingatkan publik akan kiprah Inter bersama Claudio Ranieri pada 2011-2012.

Ketika itu, Nerazzurri cemerlang pada akhir tahun dengan rentetan 7 kemenangan sepanjang Desember 2011-Januari 2012. Namun, mereka lantas gagal menang dalam 7 laga berikutnya sampai pekan-pekan awal Maret.

Ujung-ujungnya, Ranieri dipecat dan Inter terlempar dari persaingan juara. Bagaimana dengan nasib Mancini?

[video]https://video.kompas.com/e/4719584194001_ackom_pballball[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P