Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Juventus sukses memukul Inter Milan dengan skor 3-0 di Juventus Stadium, Rabu (27/1/2016). Berikut lima hal menarik yang bisa dipetik dari partai semifinal pertama Coppa Italia tersebut.
1. Akhir Paceklik Morata
Sebelum melakoni duel ini, Alvaro Morata mengalami paceklik gol dalam 20 penampilan terkini. Torehan terakhirnya muncul ke gawang Bologna dalam laga Serie A, 4 Oktober 2015.
Krisis tersebut berakhir berkat dwigol ke gawang Inter. Itulah gol ke-4 dan ke-5 bagi Morata sepanjang kompetisi 2015-2016 di berbagai ajang. Sisanya lahir di Serie A (1) dan Liga Champions (2).
2. Jangan Mainkan Melo!
Felipe Melo "mengirim" asisst untuk gol kedua Morata. Pantulan bola dari gelandang Brasil itu mengarah kepada Morata dan langsung dikonversikan sang bomber menjadi gol.
Kalau patokannya hasil akhir, Inter barangkali lebih baik tak memainkan Melo. Aksi buruk Melo sebelumnya berupa pelanggaran kasar dan kartu merah saat Inter ditekuk Lazio (20/12/2015).
Setelah dia kembali dari suspensi, Inter ditahan imbang Carpi 1-1 di kandang (24/1/2016). Sekarang? Mereka dilumat Juve.
3. Tradisi Juventus ke Final
Sebelum duel ini, Juventus bertemu Inter tiga kali di semifinal Coppa Italia, yakni pada 1937-1938, 1982-1983, dan 2003-2004. Seluruhnya berujung kesuksesan Bianconeri lolos ke final.
Sang juara bertahan menunjukkan sinyal kuat melanjutkan tradisi tersebut berkat kemenangan telak pada leg I semifinal musim ini.
4. Pertahanan Karang Vs Mentega
Pertahanan Juventus bak monster. Dalam dua partai Coppa sebelum menghadapi Inter, Leonardo Bonucci cs tak membiarkan satu pun tembakan lawan mengarah ke gawang!
Jumlah tembakan akurat musuh cuma bertambah dua biji lewat duel versus Inter, itu pun tak menghasilkan gol.
Jika pertahanan Juve bak karang, lini belakang Inter diibaratkan seperti mentega. Sempat dipuji karena memiliki pertahanan terkuat di Italia, Jeison Murillo cs kini sangat rentan dibobol.
Para bek Inter sangat sering melakukan kesalahan elementer. Murillo pun diusir wasit akibat hukuman dua kartu kuning.
Tiga gol yang bersarang ke gawang Inter menjadi angka kebobolan terbanyak mereka musim ini setelah takluk 1-4 dari Fiorentina, September 2015.
5. Tagliavento Seimbang
Wasit yang memimpin laga ini, Paolo Tagliavento, diserbu protes dari pemain Inter akibat hadiah penalti yang dia berikan untuk Juventus.
Bagi Tagliavento, partai ini ialah lakon derbi d'Italia edisi kedua sepanjang karier profesional. Sebelumnya, dia memimpin duel kedua tim pada 3 November 2012 di Juventus Stadium.
Kala itu, laga memihak Inter dengan skor 3-1. Hasil tersebut menjadi kemenangan terakhir Nerazzurri atas Juve.
Kesempatan kedua Tagliavento kali ini berakhir dengan kesuksesan Juventus, sehingga catatan duel kedua tim menjadi seimbang di bawah kepemimpinan sang wasit.