Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sekelompok pemain timnas sepak bola putri telah mengajukan gugatan terhadap FIFA dan Asosiasi Sepak Bola Kanada (CSA) hari Rabu (1/10). Mereka menuduh ada diskriminasi gender atas rencana pemakaian rumput sintetis di Piala Dunia Putri 2015.
Gugatan tersebut dilayangkan lewat organisasi hak asasi manusia Ontario, Ontario Human Rights Tribunal. Mereka mengklaim bahwa FIFA dan CSA melakukan diskriminasi perempuan karena turnamen sepak bola di lapangan rumput buatan dianggap dapat menimbulkan risiko keamanan dan mengubah gaya permainan.
"Para atlet berbakat yang kami wakili bertekad supaya olah raga yang mereka cintai tak diremehkan begitu saja," papar Hampton Dellinger, pengacara yang mewakili para pemain, seperti yang dikutip Reuters.
"Mendapatkan lapangan bermain yang sama di Piala Dunia tak seharusnya diperjuangkan, tapi mestinya tidak dibedakan. Pada akhirnya, kita percaya bahwa keadilan dan kesetaraan akan menang terhadap seksisme dan kekeraskepalaan."
Putaran final Piala Dunia bagi pria dan wanita sama-sama diperebutkan setiap empat tahun, yang secara tradisi selalu dimainkan di lapangan rumput alami.
Gugatan hukum ini datang sehari setelah perwakilan FIFA mulai menginspeksi enam lokasi yang akan menjadi tuan rumah kompetisi (6 Juni - 5 Juli) di enam kota di Kanada.
Tatjana Haenni, wakil direktur FIFA untuk kompetisi dan ketua kompetisi perempuan, mengatakan kepada wartawan usai tur, mengatakan bahwa tidak ada Rencana B untuk stadion dan turnamen akan digelar seperti yang telah direncanakan dan akan dimainkan di lapangan berumput sintetis.