Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ulangan Final Piala Italia, Juventus Vs Milan

By Caesar Sardi - Rabu, 26 Maret 2014 | 15:30 WIB
Franco Baresi, kapten AC Milan. (Dok. Mingguan BOLA)

Baru satu minggu Juventus jumpa dengan AC Milan, Ahad ini direncanakan mereka bertanding lagi. Kalau hari Rabu minggu lalu mereka bertanding untuk final Piala Liga Italia, Ahad ini mereka akan bertanding untuk kompetisi divisi I.

Partai final Piala Liga yang baru berlangsung satu kali (direncanakan dua kali) diselenggarakan di markas Juventus dan berakhir dengan skor kacamata alias 0-0. Kali ini pun Juventus akan bertindak sebagai tuan rumah. Akankah terjadi hasil yang sama?

Cedera

Hasil 0-0 di putaran pertama final Piala Italia memang merupakan yang terbaik untuk Milan, karena mereka bertanding di kandang lawan. Tampaknya, hasil ini pula yang akan dikejar oleh tim asuhan Arrigo Sacchi dalam pertandingannya dengan Juventus di divisi I.

Keinginan ini sangat beralasan. Karena dua pemain impor Milan, Frank Rijkaard dan Marco van Basten, tengah dirundung cedera. Dua pemain nasional Belanda itu memang tidak serius cederanya, tapi cukup mengganggu penampilan tim secara keseluruhan.

Ketika melawan Ascoli pada pertandingan terakhirnya di divisi I, Milan menang 2-1. Tapi, seperti yang diakui oleh Sacchi, kemenangan itu diraih tanpa penampilan yang terbaik.

"Rijkaard hanya main di babak kedua karena sakit tenggorokan. Sedang van Basten walau main penuh, tapi dengan keadaan yang masih cedera pada tendonnya," kata Sacchi.

Soal dipasang tidaknya dua pemain andalan itu dalam pertandingan Ahad ini, Sacchi tidak menyebutkan. Hanya oleh Franco Baresi disebutkan bahwa untuk melawan Juventus, seluruh pemain harus tampil prima.

"Juventus tim yang solid. Pada pertandingan pertama di final Piala Italia kami benar-benar beruntung. Waktu itu kami mudah diserang," ujar Baresi yang menjadi kapten Milan.

Kelemahan ini yang harus dimanfaatkan oleh Juventus, apalagi mereka bermain di kandang sendiri, di Turino. Lapangan tengah harus mereka kuasai. Kemungkinan ini akan bisa mereka lakukan, mengingat lapangan tengah Milan dengan tidak primanya Rijkaard akan menjadi pincang.

Peran Alexander Zavarov dan Rui Barros yang menjadi motor lapangan tengah Juventus akan sangat menentukan. Di depan pun Juventus punya pemain yang sedang menanjak yaitu Salvatore Schillaci.

Beruntung

Namun, bola itu bundar. Milan, selain memang tim superior, belakangan ini juga dikenal sebagai tim beruntung. Coba saja lihat, dengan beberapa pemain yang turun tidak dengan prima, mereka masih bisa menang atas Ascoli. Kemudian seperti pengakuan Baresi, walau serangan bertubi datang, toh gawang Milan tidak kebobolan oleh tendangan-tendangan geledek pemain Juventus.

Bukankah itu keberuntungan? Atau ini suatu kehebatan yang lain dari Milan? Meski turun dengan pemain cedera toh masih bisa menjebolkan gawang lawan?

Selain partai keras itu, masih ada partai menarik seperti AS Roma melawan Sampdoria dan Bologna melawan Fiorentina. Sementara klub tangguh Napoli ketemu Lecce, dan Inter Milan menjamu Verona.

Klasemen sementara minggu ini tidak mengalami perubahan berarti, terutama untuk papan atas. AC Milan masih memimpin, kemudian diikuti oleh Napoli. Hanya, Inter turun dari ketiga menjadi keempat, setelah kalah dari Lazio 1-2. Tempat Inter digantikan oleh Sampdoria setelah bermain imbang 0-0 dengan Juventus.

(Penulis: Lilianto Apriadi, Mingguan BOLA Edisi No. 315, Minggu Kedua Maret 1990)