Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
1(1-1).
Hasil ini membuat Cilegon memiliki catatan yang sempurna selama kiprah mereka di kompetisi nasional, dua musim terakhir di Divisi Dua dan Divisi Satu.
“Kami juga selalu menjadi juara grup di setiap babak. Prestasi ini sama persis dengan pencapaian kami di kompetisi Divisi Dua,” kata Bambang Nurdiansyah.
Pada kompetisi Divisi Dua musim lalu, Cilegon mulus promosi dan menjadi juara dengan rekor sebelas kali menang dan tiga kali seri tanpa pernah kalah dengan rekor gol 37 memasukan dan hanya enam kemasukan.
Catatan itu membuat Cilegon pun sangat diunggulkan di kompetisi Divisi Satu. Hampir saja catatan itu berubah lantaran pada final Divisi Satu 2014, Hapidin dkk. tampil buruk. Di final yang digelar di Stadion Krakatau Steel Cilegon, CU ditahan imbang 1-1 oleh Persibat Batang selama pertandingan normal. Beruntung mereka mampu menang dalam adu penalti 3-0.
“Para pemain seperti kehilangan motivasi setelah memastikan promosi ke Divisi Utama setelah menjuarai grup di babak 12 besar. Setelah mencapai target, ada anggapan partai final hanyalah pertandingan bonus saja. Apalagi manajemen sudah memberikan bonus seperti motor setelah kami lolos ke divisi utama,” ujar Bambang.
Bambang sendiri tak menginginkan hal itu terjadi. Namun jadwal antara babak 12 besar dengan final yang terlalu lama, sepuluh hari, membuat fokus anak buahnya tak fokus lagi. “Ini sangat saya sayangkan,” kata Bambang.