Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ferdinand: Pemain Inggris Diperlakukan Macam Bayi

By Suryo Wahono - Kamis, 2 Oktober 2014 | 02:09 WIB
Rio Ferdinand, kritisi perlakuan terhadap pemain timnas Inggris. (Getty Images)

pemain dari tim nasional negara lain. Mantan bek Inggris yang mengantongi 81 kaps (1997-2011) mengatakannya dalam buku otobiografi barunya.

Berbeda dengan cara manajer Manchester United sekarang memperlakukan para pemain di timnas Belanda. Pria berumur 35 tahun tersebut terkesan dengan cara Louis van Gaal memperlakukan pemain Belanda dalam perjalanan ke partai final Piala Dunia 2014.

Hal itu juga diungkap saat mengunjungi Belanda dalam perannya sebagai pandit dari BBC. Dia juga percaya bahwa Inggris, yang pulang terlalu awal di Piala Dunia tanpa memenangi pertandingan, bisa belajar pendekatan "dewasa" di tim Belanda.

"Satu malam kami berada di sebuah bar di hotel dengan Fabio Cannavaro, menunggu (sesama mantan eks Italia) Christian Vieri datang. Tiba-tiba hampir seluruh tim Belanda muncul dan bersantai di bar ini," tulis Ferdinand dalam buku bertitel #2sides itu.

"Saya duduk di samping (Wesley) Sneijder dan berkata 'Apa yang terjadi? Apakah Anda diperbolehkan masuk sini?' Dia berkata 'Ya, manajer bilang boleh pergi. Selama kami sudah kembali ke hotel jam 11, tidak apa-apa.'"

Sementara itu, di tim Inggris jauh berbeda. "Para pemain diperlakukan seperti bayi. Itu tidak terlalu penting apakah itu karena orang telah berbuat kesalahan di masa lalu, manajer tidak mempercayai para pemain, atau dia tidak percaya kepada media, yang akan menulis beritanya. Saya bahkan tidak berpikir media Belanda menyinggung hal itu. Pemain mereka tampak bebas dan santai."

Lebih lanjut, Ferdinand ingin meningkatkan nasib tim nasional negaranya, yaitu dengan mengubah organisasinya agar membuat Inggris benar-benar kompetitif dibandingkan dengan tim-tim terbaik di dunia.

"Pendekatan terpadu harus datang level (pemimpin) teratas. Kami perlu arah yang jelas dan kepemimpinan. Kami memproduksi pemain bagus," katanya.

"Tapi apa gunanya jika tidak ada yang tahu bagaimana mereka bisa dipasang ke dalam tim nasional dengan cara yang koheren? Apa gunanya?"

"Saya lebih suka memiliki tim seperti Kosta Rika, kebanyakan diisi pemain yang tidak dianggap kelas dunia."