Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Petinju putri India, L Sarita Devi terancam sanksi tindakan disipliner menolak menerima medali perunggu di Asian Games 2014, Rabu (1/10). Tindakannya tersebut telah dilaporkan ke pejabat Olimpiade Asia.
Sarita menolak mengenakan medali saat diserahkan kepadanya di podium. Dia mengambil medali di tangannya tapi kemudian mencoba menggantungkannya di atas petinju lain yang mengalahkannya dalam pertarungan sehari sebelumnya.
Ketika pemberian medali berakhir, dia meninggalkan medali itu, meski telah diberitahu penyelenggara bahwa medali itu adalah untuknya.
Federasi Tinju Internasional (IBF) lantas mengambil tindakan atas aksi penolakan tersebut. Mereka mengirimkan laporan resmi kepada Dewan Olimpiade Asia (OCA).
"Insiden itu tampak seperti skenario yang direncanakan dengan baik oleh dia dan timnya. Sangat disayangkan melihat seorang petinju menolak medali terlepas dari apa yang terjadi di kompetisi," kata pengawas AIBA, David Francis dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
"Dalam hal ini, sebagai Delegasi Teknik, saya harus meminta OCA mengulas insiden ini, sehingga setiap petinju atau atlet lain tidak akan mengikuti jejaknya dengan menghormati semangat fair-play dan sportivitas dari Olympic Movement. "
Sarita harus puas mendapat medali perunggu setelah kalah di semifinal kelas ringan, Selasa (30/9), atas petinju Korea Selatan, Park Ji-na, yang dinyatakan sebagai pemenang telak 3-0.
Namun, hasil tersebut diperselisihkan oleh tim India, yang menurut mereka Sarita seharusnya dinyatakan sebagai pemenang.
Suaminya, Thoiba Singh sempat melontarkan omelan sumpah serapah kepada hakim, menurut laporan koran India, sebelum Sarita mengajukan protes resemi terhadap hasil, yang kemudian ditolak, lalu merembet keluhan lainnya dari pihak India.
"Jelas bahwa seluruh tim tinju India memrotes sistem dan manajemen Wasit AIBA dan hakim, yang jelas disebabkan oleh kurangnya pemahaman soal teknis dan aturan AIBA dan AOB" lanjut Francis.
Menurutnya, tim India mengajukan protes, namun mereka tidak mengikuti aturan teknis AIBA dengan memrotes keputusan hakim, sebab aturan hanya membolehkan protes terhadap Keputusan wasit saja.
Media India kabarnya turut mengkritisi ofisial tim negaranya lantaran membantu Sarita sampai dia harus meminjam lima ratus dolar untuk mengajukan protes.
Beberapa koran menampilkan Sarita menangis di halaman depan, yang mengklaim bahwa kemenangannya telah "dirampok di atas ring" akibat hakim "bias".
"Fakta bahwa semua hakim memberikan (kemenangan) kepada Korea (Selatan) jelas menunjukkan hasil pertarungan diputuskan sebelum dimulai," kata pelatih India asal Kuba, Blas Iglesias Fernandez kepada Times of India.
"Bahkan, pelatih Korea itu adalah teman baik saya dan dia datang meminta maaf," kata Fernandez.
AIBA sendiri mengatakan telah menjalankan tindakan disiplin dan keputusan akan dibuat segera setelah Asian Games, yang berakhir hari Sabtu (4/10).