Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Gelandang Bertahan, Problem Klasik Arsenal

By Theresia Simanjuntak - Jumat, 26 September 2014 | 14:00 WIB
Mikel Arteta (David Price/Arsenal)

Sejauh ini, Arsenal sudah menelan 10 gol dari tujuh pertandingan semua kompetisi, tanpa menghitung Community Shield dan play off Liga Champion 2014/15.

Usai tersingkir di babak ketiga Piala Liga oleh Southampton dengan skor 1-2, Selasa (23/9), sisi pertahanan The Gunners kian menuai kritik. Kesalahan bukan cuma tertuju kepada barisan bek, namun juga gelandang bertahan.

Peran tersebut sesungguhnya bukan isu baru Arsenal. London Merah dinilai sudah lama tidak punya gelandang bertahan yang kualitasnya setara dengan eks bintang mereka semisal Emmanuel Petit dan Patrick Vieira.

Mikel Arteta disebut sebagai gelandang bertahan terbaik Arsenal beberapa tahun terakhir. Namun, performa pria Spanyol itu tidak cukup memuaskan. Direkrutnya kembali Mathieu Flamini dari Arsenal pada pertengahan 2013 adalah bukti bahwa Manajer Arsene Wenger memang meragukan kualitas bertahan Arteta.

Musim ini, Wenger memakai formasi 4-1-4-1 guna mengakomodir banyaknya gelandang bertipikal agresif di tim. Walhasil, gelandang bertahan dipaksa bekerja keras dalam memberikan rasa nyaman kepada para bek.

Sang arsitek sadar dia belum menemukan pemain di posisi krusial itu. Hal ini terlihat dari rotasi rutin Arteta dan Flamini di EPL 2014/15. Bila Flamini sudah starter tiga kali, Arteta dua.