Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
50.
“Sejak awal tekad anak-anak amat keras. Semangat dan mental tanding menentukan kemenangan,” kata pelatih Fictor Gideon Roring. Hal senada diungkapkan pula oleh asisten pelatih Johannis Winar.
Keinginan keras menjadi juara membuat Pasukan Merah-Putih menampilkan permainan terbaik, sebaliknya Korea justru antiklimaks.
“Anak-anak menunjukkan permainan terbaik. Sungguh senang bisa mengalahkan tim setangguh Seoul, walau kali ini mereka seperti antiklimaks setelah habis-habisan melawan Beijing di semifinal,” aku Ito, sapaan Roring.
Di sisi teknis Ito gembira dengan penampilan yang ditunjukkan pasukannya. “Transisi offense-defense berjalan mulus, rebound mereka pun bagus,” katanya.
Ia hanya berharap timnya menjaga konsistensi dalam bermain. “Konsistensi masih naik-turun. Perjalanan masih panjang. Sasaran utama adalah sukses di SEA Games Thailand,” tegasnya.
Percaya Diri
“Semangat kami memang tinggi. Tanggung, sudah sampai final, harus jadi juara,” kata Wahyu Widayat Jati, pengemas 14 angka di pertandingan final.
Lima pemain lain juga mencetak angka double digit. Denny Sumargo membuat 13 angka, Faisal J. Ahmad, Youbel Sondakh, dan Wellyanson Situmorang masing-masing menambah 11 angka dan Mario Wuysang mencetak 10 angka. “Ini bukti anak-anak bermain sebagai satu tim, tak ada yang terlalu menonjol mencetak angka,” papar Ito.
Sukses jadi juara menambah rasa percaya diri menghadapi SEA Games Thailand akhir tahun ini. “Kami pun jadi makin tahu dan paham kebiasaan masing-masing pemain di lapangan,” kata Cacing, sapaan Wahyu, yang juga dinobatkan sebagai top rebound turnamen dengan total 49 rebound.
Wahyu, yang akan mengikuti sidang ujian sarjana di kampusnya, Perbanas, Senin (18/6), berharap tim nasional bisa sukses di Thailand. “Sebelum pensiun bermain, saya ingin meraih medali SEA Games,” kata pemain berusia 30 tahun ini.
Seusai final, para pemain nasional harus segera berangkat ke Bandung mengikuti kompetisi A Mild IBL di GOR C’Tra Arena, 17-21 Juni dan berlanjut ke Malang, 27 Juni-1 Juli. Kemudian mereka bersiap mengikuti Kejuaran FIBA Asia di Tokushima, Jepang, 28 Juli-5 Agustus.
(Penulis: Roosyudhi Priyanto)