Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jika La Liga mengenal pemakaian bintang di atas logo klub layaknya personel Serie A Italia, berarti mulai musim kompetisi mendatang Real Madrid berhak memasang tiga bintang kembar.
Apa pasal? Gelar terakhir yang direbut El Real Ahad kemarin merupakan trofi yang ke-30 sepanjang keikutsertaan mereka di arena sepakbola terwahid ranah Spanyol. Bandingkan dengan pencapaian seteru abadi mereka, Barcelona, yang baru mengoleksi satu bintang (18 gelar).
Jika aturan bintang ini diterapkan, berarti Barca baru kebagian satu. Lebih gilanya lagi, klub papan atas La Liga lain, semisal Atletico Madrid (9), Athletic Bilbao (8), Valencia (6), Real Sociedad (2), serta Real Betis (1), Deportivo La Coruna (1), Sevilla (1), sama sekali belum berhak memakai bintang.
Dalam tiga musim terakhir, ambisi Madrid untuk menambah “bintang semu” ini sempat tertahan oleh dominasi Barcelona dan Valencia. Masuknya pemain-pemain berlabel bintang ke Santiago Bernabeu ternyata tak melulu bakal menjamin sukses. Pergantian nakhoda pelatih pun sami mawon.
Hanya dengan pemilihan pelatih yang tepat, di sini berarti pelatih yang bisa meredam ego tinggi pemain bintang, barulah deretan galacticos bakal mengandung efek positif. Fabio Capello membuktikan diri sebagai el entrenador yang sanggup memikul beban ini.
Di tengah tekanan dewan direksi serta teriakan Madridistas, yang tampak tak puas dengan hasil paruh pertama musim, Capello tetap bergeming. Keraguan media soal pemilihan pemain inti berikut pergantiannya pun tak digubris Don Fabio.
Secara meyakinkan, Capello berkeras dengan strategi bongkar pasang pemainnya. Namun, namanya bukan Capello jika tak bisa mempertanggungjawabkan langkah yang ia ambil. Dalam paruh kedua musim ini, sukses Madrid murni bersandar pada substitution yang dilakoni Capello.
Kemenangan beruntun pada jornada 32-36 atas Valencia, Bilbao, Sevilla, Espanyol, Recreativo Huelva, Deportivo la Coruna, hasil seri atas Real Zaragoza (37), sampai kemenangan dramatis 3-1 atas Real Mallorca mustahil muncul jika bukan lantaran pergantian pemain ala Capello.
Jika kita fokus pada partai kontra Mallorca, Madrid sebetulnya tinggal berjarak 25 menit dari bencana. Pada menit ke-65 itu, El Real tengah tertinggal 0-1 dan Barcelona unggul 4-0 atas Gimnastic Tarragona. Pada menit itu pula, Capello menarik David Beckham dan memasukkan Jose Antonio Reyes.
Hanya dalam tempo empat menit, Reyes mengubah alur cerita dengan gol yang ia ciptakan. Gol tersebut menyengat moral Madrid. Meski cuma butuh satu gol untuk melewati Barca, Madrid malah menambah dua berkat sundulan Diarra dan satu lagi lewat gol Reyes.
(Penulis: Sapto Haryo Rajasa)