Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Setan Merah Dibayangi Kemunduran

By Caesar Sardi - Senin, 17 Maret 2014 | 20:00 WIB
Salah seorang pemain Manchester, Mark Hughes (kiri) tengah beraksi. (Dok. Mingguan BOLA)

lah yang mempunyai julukan ini. Entahlah kenapa julukan itu tersandang pada diri mereka. Yang jelas kostum mereka memang ada merahnya yaitu kaosnya, sedang setan barangkali kemampuannya yang bergerak cepat.

Mundur

Belakangan Manchester mengalami kemunduran. Prestasi mereka seolah tidak sama dengan nama besar mereka. Apalagi kalau melihat nama-nama pemain yang memperkuat tim ini. Ada Mark Hughes yang dibeli dari Barcelona, kemudian dua pemain nasional Skotlandia, Brian McClair dan Jim Leighton. Sedang nama-nama pemain Inggris pun bukan yang sembarangan. Mereka tidak tanggung-tanggung, memiliki kapten sekaligus pemain tengah terbaik Inggris, Bryan Robson. Duetnya juga bukan pemain sembarangan, yaitu Neil Webb.

Tapi, prestasi mereka dalam kancah divisi I tidak lebih bagai klub yang belum berpengalaman. Mereka bisa dibilang berada pada posisi papan bawah. Bahkan mereka bisa terlempar ke divisi II, jika mengalami kalah lagi.

Untuk menyebut mereka klub kuat, lihat saja prestasinya tahun lalu. Mereka adalah runner-up divisi I tahun 1987-88. Sedang tahun lalu berada di papan tengah.

Newton Health

Manchester United bukan nama awal dari klub ini. Nama awal klub ini semula adalah Newton Health, yang berdiri tahun 1878. Tapi karena kelangsungannya waktu itu tidak bisa dipertahankan, maka nama itu diubah menjadi Manchester United pada tahun 1902. Markas klub ini memang di Manchester.

Perjuangan klub ini ke divisi I cukup alot, karena hampir selama 15 tahun klub ini bertengger di divisi II. Sebelumnya memang atas nama Newton Health, yaitu tahun 1892, mereka sudah terdaftar sebagai anggota divisi I, tapi setelah itu merosot ke divisi II.

Baru pada tahun 1922, mereka kembali lagi ke divisi I. Bolak-balik dari divisi I ke divisi II dilakukan Manchester. Lima belas tahun lalu, tepatnya tahun 1974-75, Manchester sempat jatuh ke divisi II.

Memang prestasi mereka labil. Suatu saat mereka bisa mencapai puncak, tapi saat lain anjlok.

Kecuali pemain, mereka juga memiliki pelatih manajer yang cukup tangguh, yaitu Alex Ferguson. Tapi ini pun belum menolong. Ferguson bahkan sempat shock melihat kenyataan ini. Berulangkali selalu mencoba mencari bentuk permainan Manchester, tapi sampai kini belum berhasil juga.

"Kami punya pemain yang bagus-bagus, tapi keberuntungan tidak ada pada kami," begitu selalu kata Ferguson bila ditanya kenapa klubnya akhir-akhir ini kalahan.

Tapi Ferguson ketika dijumpai BOLA di Stadion Southampton menyebut bahwa Manchester akan memanfaatkan peluang yang masih ada. Salah satunya masih adanya kesempatan untuk menjuarai Piala FA.

(Penulis: Lilianto Apriadi, Mingguan BOLA Edisi No. 319, Minggu Pertama April 1990)