Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertandingan Juventus lawan AS Roma, Minggu (24/1/2016), tak lepas dari kontroversi. Pemain andalan Roma, Daniele De Rossi, dituding bersikap rasialis terhadap bomber Juventus, Mario Mandzukic.
Dalam duel, De Rossi dipasang sebagai bek sentral tepat di depan kiper dalam pola tiga pemain bertahan. Gelandang veteran Roma berusia 32 tahun itu pun bertugas mematikan Mandzukic, ujung tombak Juventus, sejak menit pertama.
Jika acuannya statistik performa dalam laga, De Rossi terbilang sukses melaksanakan tugas. Ia membuat Mandzukic tak berkutik, sehingga sang bomber tidak dibiarkan memiliki satu pun peluang mencetak gol.
Duel De Rossi dengan pria asal Kroasia itu bukan sekadar berbentuk adu fisik, melainkan perang kata-kata dan intimidasi. Ketika laga berusia setengah jam, De Rossi tertangkap mengucapkan kata-kata rasialis usai berduel dengan Mandzukic.
De Rossi dilaporkan menyebutkan kata "dungu" dan "orang gipsi" kepada Mandzukic. Kejadian tersebut memancing reaksi dari komite wasit.
"Peristiwa ini sungguh berbahaya. Sebagai tokoh masyarakat yang dilihat oleh anak-anak muda, Anda harus memberikan contoh yang baik," kata Presiden Asosiasi Wasit Italia, Marcello Nicchi, kepada Rai 2.
Isu seputar tindakan berbau rasialisme dan diskriminasi terhadap golongan tertentu semakin sensitif di Italia. Beberapa hari terakhir, publik Negeri Piza dihebohkan komentar pelatih Napoli, Maurizio Sarri, yang menyebut arsitek Inter, Roberto Mancini, sebagai gay.