Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Petenis Australia, Lleyton Hewitt, memutuskan gantung raket sebagai petenis profesional setelah dikalahkan unggulan keenam David Ferrer (Spanyol), di babak kedua Australia Terbuka.
Hewitt yang sudah berkiprah sebagai petenis selama 18 tahun itu kalah 2-6, 4-6, 4-6 dari Ferrer pada pertandingan yang digelar di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Kamis (21/1/2016).
"Saya telah memberi segala yang saya miliki dan tidak meninggalkan apapun di ruang ganti. Ini merupakan hal yang membanggakan dalam karier saya karena saya sudah tampil 100 persen pada pertandingan ini," kata Hewitt seusai pertandingan.
Petenis 34 tahun itu memang berniat gantung raket setelah tampil di Australia Terbuka 2016. Hewitt tampil pertama kali di babak pertama Australia Terbuka pada 2001.
"Saya tampil di turnamen ini untuk bersaing dengan pemain lainnya. Rasanya tidak pernah sulit ketika tampil di hadapan penonton yang sangat hebat disini. Rod Laver Arena itu seperti rumah kedua bagi saya. Saya merasa beruntung bisa tampil disini selama 20 tahun berturut-turut," tutur Hewitt.
Sepanjang kariernya, Hewitt sudah mengumpulkan 30 titel juara pada nomor tunggal. Dia juga pernah meraih dua gelar Grand Slam, yaitu Amerika Serikat Terbuka 2001 dan Wimbledon 2002.
Hewitt juga pernah meraih dua gelar juara pada turnamen Association Tennis Proffesional (ATP) pada 2001 dan 2002.
Ketika mengucapkan salam perpisahan, mata Hewitt terlihat agak memerah. Istri Hewitt, Bec terlihat berkaca-kaca menyaksikan momen tersebut.
Pada kesempatan tersebut, pihak turnamen juga memutar video kilas balik kiprah Hewitt sebagai petenis. Setelah itu sejumlah petenis dunia memberi testimoninya untuk Hewitt, yaitu Roger Federer, Rafael Nadal, Nick Kyrgios, dan Andy Murray.
Ketiga anak Hewitt, Mia Rebecca Hewitt, Cruz Lleyton Hewitt, dan Ava Sydney menyusul ke lapangan. Mereka menjemput Hewitt dan berjalan bersama meninggalkan Rod Laver Arena dengan disaksikan ribuan penonton disana.
"Ini adalah hari yang menyedihkan karena Lleyton mengakhiri kariernya," kata Ferrer.
"Dia seperti cermin bagi saya, dia adalah idola dan pemain yang menakjubkan. Rasanya sangat istimewa saya bisa bertarung pada pertandingan terakhir Lleyton," ucap Ferrer.