Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Yanto Basna Tersanjung Menjadi Pemain Terbaik PJS

By Verdi Hendrawan - Senin, 25 Januari 2016 | 03:10 WIB
Bek Mitra Kukar, Rudolof Yanto Basna, saat menjalani ujicoba lapangan dan latihan tim jelang final Piala Jenderal Sudirman menghadapi Semen Padang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada Sabtu (23/1/2016). (VERDI HENDRAWAN/JUARA.NET)

Pemain bertahan Mitra Kukar, Rudolof Yanto Basna, berhasil terpilih menjadi pemain terbaik kompetisi Piala Jendral Sudirman (PJS). Pemain berusia 20 tahun itu pun mengaku tersanjung dan sangat bersyukur bisa terpilih.

Gelar individual Basna itu menjadi pelengkap kesuksesan Naga Mekes yang berhasil keluar sebagai juara usai mengalahkan Semen Padang dengan skor 2-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Minggu (24/1/2016).

Mitra Kukar berhasil menang berkat gol dari Michael Orah pada menit ke-78 dan Yogi Rahadian (89'). Sedangkan satu gol Semen Padang berhasil dicetak oleh Adi Nugroho pada menit ke-32.

Meski sudah tahu bahwa dirinya menjadi salah satu nomine pemain terbaik PJS, Basna tidak terlalu memikirkan hal tersebut di partai final. Pasalnya pemain asal Papua itu tidak pernah menyangka nantinya akan meraih gelar berhadiah Rp 100 juta tersebut.

"Menjadi nomine saja saya sudah bersyukur. Saya juga sangat bersyukur bisa terpilih karena tidak pernah menyangka sebelumnya," kata Basna usai pertandingan.

"Saya mempersembahkan gelar ini untuk orang tua, keluarga, teman-teman, dan pendukung Mitra Kukar yang telah berkorban jauh-jauh datang ke sini dan bisa kami bayar luas semuanya," sebutnya.

Pada pertandingan final PJS, Basna tidak merasa bahwa dirinya bisa disebut sebagai pemain terbaik. Mantan anggota SAD Indonesia dan tim nasional U-19 arahan pelatih Indra Sjafri itu menyebut penyerang Semen Padang, Nur Iskandar, dan kapten Mitra Kukar, Rizky Pellu, sebagai yang terbaik.

Basna juga tidak menyebut bahwa pertandingan final ini sebagai pertandingan paling berat di sepanjang PJS.

"Saya pikir yang paling berat adalah menghadapi PS TNI (di babak 8-besar) karena laga itu menentuan bagi kami untuk lolos ke semifinal. Kerja keras para pemain sangat terlihat di laga itu," ungkap pemain kelahiran 12 Juni 1995 tersebut.