Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Meski hanya gol ke klub sekelas Scunthorpe United, kesuksesan tersebut terasa spesial bagi Diego Costa. Gol yang dicetaknya bernilai lain, yaitu tentang misteri di mana hati sang striker Chelsea sebenarnya berada.
Penulis: Dedi Rinaldi
Menjelang laga melawan Scunthorpe pada Minggu (10/1/2016) di babak III Piala FA, keberadaan hati Costa memang dipertanyakan.
Ada kabar tentang sang penyerang, yang akan bersenang hati jika bisa kembali ke Atletico Madrid.
Atletico merupakan klub lama Costa dan media Spanyol mengapungkan kabar tersebut melalui Guillem Balague, seorang analis sepak bola Spanyol kondang.
Kabar itu melayang-layang ketika transfer window kedua tengah membuka pintu pada Januari ini.
"Costa akan gembira jika bisa kembali ke Atletico secepatnya,” kata Balague.
Namun, spekulasi yang diapungkan Balague segera menjadi kabur setelah pertandingan melawan Scunthorpe berakhir dan Costa mencetak gol.
Pasalnya, gol itu tidak hanya membuat Chelsea memastikan langkah ke babak selanjutnya, melainkan pula bagai sebuah pernyataan bahwa Costa kembali "hidup" setelah Chelsea berada di tangan Guus Hiddink.
Bagaimana tidak? Bersama pelatih asal Belanda tersebut, Costa hanya membutuhkan tiga pertandingan untuk mencetak empat gol.
Sementara itu, saat bersama Jose Mourinho, dia butuh 20 pertandingan untuk mencetak jumlah gol yang sama.
Harus Ada Trofi
Artinya, suksesi dari Mourinho ke Hiddink membawa antusiasme baru untuk pemain timnas Spanyol itu.
Costa sendiri sudah menyatakan tekadnya bahwa tim sebesar Chelsea sungguh tak pantas harus mengakhiri musim tanpa mendapatkan satu pun gelar.
Costa tahu bahwa timnya sudah bisa dipastikan gagal mempertahankan titel juara Premier League musim lalu.
Karena itu, sebagai penggantinya, trofi Piala FA pada musim 2015/16 harus diperjuangkan habis-habisan.
"Ini sebuah kompetisi yang indah dan klub sebesar Chelsea tidak selayaknya mengakhiri musim tanpa gelar. Kami berharap bisa menjuarai Piala FA sebagai pengganti liga," kata Costa.
Costa punya catatan oke jika bicara kompetisi domestik seperti Piala FA. Ketika masih di Atletico, dia pernah menjadi juara Copa del Rey 2012/13 sekaligus menjadi top scorer turnamen.
Selain itu, musim lalu dia juga sudah berpengalaman mengantar Chelsea menjadi kampiun Piala Liga.
Rekam jejak Chelsea sendiri sangat bagus di Piala FA sejak mereka dimiliki Roman Abramovich.
Dari 12 edisi Piala FA, The Blues empat kali menjadi juara. Jadi, sepantasnya memang hati Costa dan Chelsea kini sudah terfokus ke Piala FA.